REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN -- Tindakan Pemerintah Afrika Selatan yang memberi label "Made in Palestine (Buatan Palestina)" pada produk-produk hasil pemukim Yahudi di wilayah pendudukan, memicu kemarahan Israel. Langkah pemerintah Afrika Selatan dinilai diskriminastif dan memecah belah oleh Israel.
Kabinet Afrika Selatan mengatakan, pihaknya telah menyetujui memberi label " Made in Palestine" atas barang impor dari pemukim Yahudi. Menurut pemerintah, hal ini sejalan dengan sikap Afrika Selatan yang mengakui perbatasan Israel-Palestina pada 1948.
Menurut juru bicara pemerintah Afrika Selatan, Jimmy Manyi, pemerintah tak mengakui wilayah pendudukan di luar perbatasan sebagai bagian dari Israel. Sehingga mereka menganggap barang dari wilayah tersebut, berasal dari Palestina.
Menteri Perdagangan Afrika Selatan telah memberi persetujuan untuk pemberian label tersebut. Menurutnya langkah ini untuk memberitahu pembeli asal produk tersebut bukan dari Israel.
Rencana pemerintah Afrika Selatan tersebut kontan memicu protes dan kritikan dari Kementerian Luar Negeri Israel. Pemimpin Yahudi setempat mengatakan, masyarakat sangat marah atas tindakan tersebut. Menurutnya, ini merupakan langkah diskriminatif dan memecah belah.
Afrika Selatan selama ini menyatakan dukungannya atas Palestina. Mereka menganggap apa yang dialami Palestina sama dengan sejarah Afrika Selatan. Yakni adanya pelanggaran apartheid dan penindasan hak-hak.
Wakil Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Ebrahim menyatakan keprihatinannya pada Palestina. Terlebih setelah pemerintah Israel memberi 'legitimasi' pada pendudukan Israel di tanah Palestina.