Senin 15 Oct 2012 06:36 WIB

Benarkah Rasulullah SAW Punya Banyak Mukjizat (1)

Benarkah Rasulullah SAW Punya Banyak Mukjizat (1)

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Benarkah Rasulullah SAW Punya Banyak Mukjizat (1)
Foto: 4shared.com
Benarkah Rasulullah SAW Punya Banyak Mukjizat (1)

REPUBLIKA.CO.ID, Salah satu bukti otentik seorang Nabi dan Rasul Allah adalah dengan adanya Mukjizat.

Demikian juga Nabi kita Muhammad SAW dengan berbagai mukjizatnya sehubungan dengan hari kelahirannya, dan tanda-tanda  yang  terjadi  menjelang kelahirannya.

Berbagai mukjizat tersebut banyak dijumpai dalam  kitab-kitab cerita Maulid yang biasanya dibaca di berbagai negara di setiap menjelang datangnya bulan Rabiul Awwal.

Namun, banyak juga yang mempertanyakan mukjizat tersebut. Misalnya, telur merpati di mulut gua ketika berlangsungnya peristiwa hijrah, adanya sarang laba-laba di mulut gua tempat Rasulullah bersembunyi, binatang sejenis kijang yang berbicara  kepada Rasulullah, rintihan  batang  kurma  kepada  Rasulullah SAW, dan berbagai peristiwa serupa dengan itu.

Alasannya, pendapat yang membatah berbagai mukjizat tersebut mengatakan bahwa Rasulullah SAW hanya memiliki satu mukjizat yang nyata yaitu Alquranul Karim. Dan ia adalah mukjizat  yang teristimewa dibandingkan dengan mukjizat-mukjizat para Rasul terdahulu.

Mengenai persoalan ini, Syekh Yusuf Qardhawi menerangkan dalam Fatwa Kontemporernya. Qardhawi mengatakan bahwa tidaklah semua mukjizat Rasulullah SAW yang nyata dan tersiar di antara orang-orang merupakan riwayat yang shahih dan benar, dan tidak juga semuanya salah.

Keshahihan dan kesalahan dalam masalah-masalah ini  tidaklah semata-mata disebabkan oleh pendapat  atau hawa nafsu dan emosi, tetapi ditentukan oleh sanad-sanad.

Orang-orang dalam masalah ini masalah mukjizat Nabi Muhammad SAW yang bersifat material- ada tiga macam:

Pertama, orang  yang berlebihan dalam membenarkan  dan menjadikan sanad dan dalil  adalah  sesuatu  yang  tercantum dalam  kitab-kitab, apakah itu merupakan kitab ulama periode terdahulu maupun belakangan, yang menyaring  riwayat-riwayat atau tidak, yang bersesuaian dengan pokok-pokoknya atau bahkan menyalahinya, dan apakah  kitab-kitab itu diterima oleh para ulama peneliti atau tidak.

Yang  penting hal itu diriwayatkan dalam sebuah  kitab, meskipun tidak diketahui pengarangnya, atau disebutkan dalam sebuah kasidah yang  berisi pujian terhadap Nabi SAW, atau dalam kisah maulid yang sebagiannya dibaca di bulan Rabiul Awal setiap tahun dan sebagainya.

sumber : Fatawa Al-Qardhawi
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement