REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PermataBank Syariah mencatat kinerja positif selama 2012. Dalam laporan keuangan 2012, Total aset secara konsolidasi per 31 Desember 2012 mencapai Rp 10,6 triliun. Angka tersebut naik pesat 103 persen yoy dari Rp 5,3 triliun di 2011.
Kenaikan laba bersih setelah pajak (konsolidasi-diaudit) yang signifikan, yaitu meningkat 93 persen year on year (yoy). Menjadi Rp 256,4 miliar dari posisi Rp 133,1 miliar di tahun sebelumnya.
"Kinerja operasional PermataBank Syariah selama periode 2012 menunjukkan pertumbuhan signifikan," ujar Head PermataBank Syariah, Achmad K. Permana, saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (7/3).
Total laba operasional meningkat tajam 89 persen yoy dari Rp 139,1 miliar menjadi Rp 262,5 miliar. Peningkatan ini didorong pertumbuhan pendapatan operasional lainnya sebesar 259 persen yoy menjadi Rp 1,2 triliun. "Terutama berasal dari produk Ijarah Muntahiyah Bittamlik (IMBT)," ucapnya.
Pembiayaan yang disalurkan meningkat 136 persen dari Rp 3 triliun pada 2011 menjadi Rp 7,1 triliun pada 2012. Pembiayaan tumbuh pada semua segmen bisnis.
Dana pihak ketiga (DPK) meningkat 101 persen yoy menjadi Rp 7,4 triliun. Tabungan meningkat 71 persen yoy menjadi Rp 3,2 triliun. Begitu juga dengan deposito berjangka meningkat 146 persen yoy menjadi Rp 3,9 triliun. Adapun giro mengalami peningkatan sebesar 21 persen yoy menjadi Rp 246,5 miliar. Dengan begitu, komposisi dana murah (CASA) mencapai 47 persen dari total simpanan pada akhir 2012.
Pertumbuhan pembiayaan yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan DPK berdampak pada perbaikan financing to deposit ratio (FDR) dari 82,3 persen di 2011 menjadi 96,9 persen pada 2012. PermataBank Syariah menunjukkan perbaikan berkesinambungan dalam mengelola kualitas pembiayaannya. Hal ini tercermin dalam rasio pembiayaan bermasalah neto (net nonperforming financing) yang membaik menjadi. 0,23 persen pada Desember 2012 dari 1,02 persen pada tahun sebelumnya.
PermataBank Syariah mempertahankan tingkat permodalan sehat terhadap aktiva tertimbang menurut risiko dan mengakhiri periode dengan mencatat rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 19,37 persen. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 16,23 persen. Ekuitas pemegang saham tumbuh 146 persen yoy menjadi Rp 1,1 triliun pada akhir Desember 2012.
Permana menyebut sejauh ini, PermataBank Syariah terus mengembangkan konsep office channeling dan mensinergikan infrastruktur serta sumber daya manusia (SDM). Meski begitu, kata Permana, prinsip kehati-hatian harus tetap dikedepankan agar risiko dapat dikelola dengan baik. Total kontribusi laba PermataBank Syariah ke PermataBank sebesar 20 persen di tahun ini.
Direktur Retail Banking PermataBank Lauren Sulistiawati mengatakan model bisnis yang selama ini diterapkan PermataBank Syariah berjalan efektif. "Aset meningkat tajam dengan ditopang permodalan yang semakin kuat dan likuiditas sehat," katanya.