Senin 25 Mar 2013 17:42 WIB

Harga Cabai Merah Masih Belum Stabil

Rep: Irfan Abdurrahmat/ Red: Karta Raharja Ucu
  Pedagang mengemasi cabai-cabai yang dibeli pelanggannya di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (13/3).   (Republika/Aditya Pradana Putra)
Pedagang mengemasi cabai-cabai yang dibeli pelanggannya di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (13/3). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga cabe rawit merah masih belum stabil. Harga cabai di Pasar Tradisional Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, dijual dengan berbagai variasi harga.

Maryem, salah satu penjual mengaku harga cabe rawit merah di lapaknya sudah turun. Saat ini ia menjual cabe rawit merah Rp 42 ribu per kilogram. Namun harga di penjual lainnya jauh lebih mahal. Sum, contohnya, pedagang lain yang menjual cabe rawit merah Rp 60 ribu per kilogram, naik lima ribu rupiah per kilogram dari sebelumnya.

Sum mengatakan kenaikan harga ini baru tadi malam. "Perbedaan harga jual cabe rawit merah di karenakan masing-masing pedagang memiliki pemasok yang berbeda," kata wanita berjilbab ini.

Pengakuan serupa dikatakan Jono, di lapaknya pria berambut belah tengah ini harga cabe rawit merah menembus Rp 50 ribu per kilogramnya. Lebih murah Rp 10 ribu dibandingkan harga di lapak Sum.

Jono memasok barang dari Pasar Induk Kramat Jati. Ia mengakui sempat turun harga dari pemasok pada Jumat (22/3) kemarin. "Namun harga tersebut hanya bertahan hingga sabtu (23/3)," kata Jono.

Harga beli cabe rawit merah pada Ahad (24/3) yang mencapai Rp 47 ribu per kilogramnya, memaksa Jono menjual kepada pembeli dengan harga Rp 50 ribu per kilogramnya.

Perihal adanya isu akan dinaikkannya Pajak Penghasilan (Pph), beberapa pedagang tetap di Pasar Ciputat belum mengetahuinya. Pengawasan para pedagang di Pasar Ciputat terbagi menjadi dua. Ada yang diawasi langsung oleh PD Pasar Jaya dan sebagian lainnya di bawahi Plaza Ciputat Mas.

Abud penjual kelapa di Pasar Ciputat mengakui hal ini. Gudang tempatnya menyimpan persediaan kelapanya ini di bawahi Plaza Ciputat Mas, sedangkan lapaknya yang di gunakan untuk menjual kelapa berada di bawah pengawasan PD Pasar Jaya.

Diakui Abud, ia baru mendengar mengenai isu kenaikan pajak ini. "Pedagang di sini biasanya tak ambil pusing mengenai pajak, bagi mereka tak masalah asalkan bisa berjualan," kata pria yang kental logat sundanya ini.

"Untuk pengawasan PD Pasar Jaya dan Plaza Ciputat Mas sampai saat ini belum ada pemberitahuan kepada pedagang," ujar pria berambut tengah ini.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement