Kamis 06 Jun 2013 22:29 WIB

Selama 40 Tahun, Harga Jengkol Tak Pernah Naik

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Dewi Mardiani
Jengkol (ilustrasi)
Foto: kulinerindo
Jengkol (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta -- Harga jengkol yang tinggi dimulai sekitar pertengahan Mei yang lalu. Sebelumnya harga komoditas ini hanya sekitar Rp 8 ribu hingga Rp 10 ribu per kilogram (kg).

"Sudah 40 tahun harganya segitu saja, baru tahun ini naiknya drastis," ujar Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran, Kamis (6/6).

Harga jengkol yang bergerak cepat menurutnya karena pedagang kurang pasokan. Kiriman jengkol dari sentra produksi lambat dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar. Pohon jengkol di daerah produsen juga  banyak yang ditebang untuk diambil kayunya.

Produksi yang menyusut pun semakin menipis akibat aksi pembalak liar. Meski aksi ini sudah lama terjadi, namun harga baru terpengaruh saat ini. Selain itu bulan ini juga bukan musimnya panen jengkol.

Ngadiran mengimbau pedagang untuk tidak panik. Jengkol, menurutnya, hanya barang temporer, lain seperti misalnya cabai dan bawang. "Ini kan barang kesenangan orang, kalau memang pasokan tidak ada ya jangan jualan jengkol," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement