Jumat 28 Jun 2013 04:18 WIB

Emas Anjlok, Berlian Jadi Pengganti

Rep: Friska Yolandha/ Red: Mansyur Faqih
Emas Logam Mulia/Ilustrasi
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Emas Logam Mulia/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga emas turun ke level terendah dalam tiga tahun terakhir. Hal ini membuat penjual emas terpaksa menawarkan alternatif lain untuk meneruskan bisnisnya. C Krishnaiah Chetty and Sons, sebuah toko emas di Bangalore, India, misalnya. Akan fokus pada penjualan alternatif untuk menyambung bisnis yang tergerus akibat penurunan harga emas. Misalnya dengan menawarkan perhiasan yang memiliki kadar emas rendah atau berlian. 

"Fokus kami pada berlian dan kami akan datangkan produk inovatif di tengah masalah minimnya emas di pasar akibat intervensi pemerintah," ujar pemilik C Krishnaiah Chetty and Sons, Vinod H Hayagriv, seperti dilansir laman The Economist, Kamis (27/6).. 

Berdasarkan data Bloomberg yang diunduh Kamis, harga emas turun 0,18 persen menjadi 1.227 dolar AS per ons. Sejak pekan lalu harga emas telah jatuh lebih dari delapan persen. Hal tersebut terjadi setelah berita positif dari Federal Reserve yang akan mengakhiri kebijakan stimulusnya.

Sejumlah analis memperkirakan kejatuhan harga logam mulia ini akan berlangsung cukup lama. Membaiknya indeks global membuat investor memilih untuk menginvestasikan dana mereka ke produk investasi selain emas.

Analis HSBC telah menurunkan outlook mereka terhadap logam mulia dari 1.600 dolar AS per ons menjadi 1.435 dolar AS per ons. Di 2014 mereka memperkirakan harga emas berada di kisaran 1.395 dolar AS per ons. "Salah satu dukungan untuk emas adalah meningkatnya pembelian dari bank sentral untuk diversifikasi cadangan devisa," tulis pernyataan HSBC, seperti dilansir laman ABC Net.

Goldman Sachs Ikut menurunkan target harga emasnya di akhir tahun. Perusahaan jasa investasi dan perbankan tersebut menargetkan harga emas di akhir 2013 sebesar 1.300 dolar AS per ons dan 1.050 dolar AS per ons di 2014.

Petunjuk dari Chairman The Fed, Ben Bernanke, memicu penurunan tajam harga emas. Ia mengatakan The Fed tengah menyiapkan pembatasan pasokan dana murah bank sentral. "Kami berharap harga emas akan terus turun agar ekonom dapat memberikan perkiraan pertumbuhan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi," kata Bernanke.

Ia mengharapkan penurunan harga emas juga terjadi sejalan dengan meningkatnya permintaan ritel emas. Hal ini akan dinilai sebagai harga responsif dan bukan pengaturan harga yang disengaja. Selain analis, The Fed juga telah menurunkan perkiraan harga emasnya. Akhir tahun ini harga emas diperkirakan menjadi 1.050 dolar AS per ons.

Analis Komoditas HSBC Jim Steel menilai ada korelasi yang kuat antara harga emas dan aset finansial di pasar berkembang. "Keluarnya pernyataan The Fed keluar tentang stimulus dan melambatnya ekonomi Cina merupakan kabar buruk bagi harga emas," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement