REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengeluhkan masih minimnya inovasi yang dimiliki sebagian besar wirausahawan industri kecil dan menengah (IKM) di tanah air.
Direktur Jenderal IKM Kemenperin Indonesia, Euis Saedah mengatakan, padahal dengan adanya inovasi dalam sebuah penciptaan produk, pengusaha justru berpeluang meraih keuntungan lebih besar.
“Jadi ketika ada hantaman apa pun, termasuk harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang naik, wirausahawan itu bisa bergerak lebih luwes,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (27/6).
Euis mendefinisikan, yang dimaksud inovasi adalah bagaimana membuat sesuatu yg lain yang materialnya lebih digemari konsumen, nyaman, desain lebih baik dan juga ada sentuhan-sentuhan yang bisa dikatakan baru.
Dia mencontohkan, kalau seorang wirausahawan membuat pisang goreng namun pisang gorengnya biasa-biasa saja, tidak ada inovasi.
“Tetapi kalau dia punya inovasi, misalnya membuat pisang goreng mini yang buat orang tinggal sekali makan dan kemasannya bagus maka menjualnya akan lebih mahal,” tuturnya. Pembeli pun rela membayar mahal karena makan yang dijual nyaman, enak, kata dia menambahkan.
Tetapi faktanya, dalam pergerakan tiga tahun terakhir industri IKM masih menjamur dan berperilaku awasi tiru dan modifikasi. “Ini yang masih menjadi pekerjaan rumah kita,” tuturnya.