REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga kolang kaling (buah atap) selama bulan Ramadhan diperkirakan akan naik. Tingginya permintaan pada komoditas tersebut disebut sebagai salah satu faktor.
Ipah (34 tahun) penjual kolang kaling di Pasar Kebon Jati Blok G Tanah Abang memperkirakan, harga kolang kaling diperkirakan anak naik menjadi Rp 13 ribu hingga Rp 20 ribu per kilogram. Saat ini, harga bahan dasar makanan khas bulan puasa itu masih sekitar Rp 10 ribu hingga Rp 12 ribu per kilogram.
Wati (43 tahun), kakak ipar Ipah berpendapat harga kolang-kaling tidak bisa diprediksi. "Seperti setan, sering menjelma. Kadang naik kadang turun," ujar Wati saat ditemui di Pasar Tanah Abang, Rabu (3/7).
Ipah dan Wati biasanya hanya menyediakan sekitar 35 kg kolang-kaling per hari. Namun, selama puasa nanti, mereka akan berjualan hingga sekitar satu ton per hari. Ipah juga menuturkan, karena permintaan yang meningkat ia akan berjualan 24 jam.
Selain berjualan kolang-kaling, Ipah dan Wati menjual rumput laut, cincau hitam, agar-agar, serta jeli Manohara (jeli warna warni dengan aneka bentuk yang dijual dalam kemasan plastik). Selama bulan puasa, komoditas-komoditas itu bisa mendatangkan pemasukan hingga Rp 1 juta per hari. Padahal di hari-hari biasa, hanya sekitar Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu.
Hingga kini, masih belum banyak pedagang maupun pembeli kolang-kaling di Pasar Kebon Jati. Di pelataran pasar hanya ada Ipah, Wati, dan Sarah (60 tahun). Padahal, daerah itu termasuk pusat penjualan kolang-kaling.
Ipah menjelaskan, pedagang baru akan bertambah selama puasa. "Mungkin sekitar 30 orang dari kampung, mereka saudara-saudara saya," ujarnya.
Pembeli baru memenuhi jalan 15 hari menuju lebaran. Namun, ia memprediksi, dalam tiga hari ke depan lokasi tersebut sudah akan bertambah ramai.