Dai Ramadhan yang Melepas Khilafiyah

Red: Heri Ruslan

Jumat 05 Jul 2013 14:08 WIB

Ceramah adalah salah satu metode dakwah (ilustrasi). Foto: Antara/Feny Selly Ceramah adalah salah satu metode dakwah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Irfan Junaidi

Persiapan menyambut hadirnya bulan suci Ramadhan terasa sudah. Masjid-masjid telah menyusun jadwal kegiatan untuk mengisi bulan yang dimuliakan umat Islam tersebut. Tradisi-tradisi menyambut Ramadhan pun digelar di berbagai daerah.

Persiapan itu pun kemarin (4/7) siang terlihat di Kantor Atase Agama Kedutaan Besar Arab Saudi di Indonesia, Jakarta. Sekitar seratus dai muda berkumpul dan menerima pembekalan untuk beraktivitas pada Ramadhan. Mereka berkumpul di ruang tengah kantor tersebut sambil bertukar informasi satu sama lain.

Kebanyakan mereka terlihat masih berusia muda. Dai-dai Ramadhan ini bersiap untuk menjalankan misi dakwah ke berbagai daerah di Indonesia. Atase Agama Kedutaan Besar Arab Saudi akan memfasilitasi mereka untuk secara penuh berdakwah selama 30 hari di 30 provinsi di Indonesia.

Kemarin mereka berkumpul untuk menghadiri acara “Pelepasan dan Pengiriman Dai-Dai Ramadhan ke Berbagai Wilayah Terpencil di Indonesia”. Acara pelepasan dipimpin oleh Wamenag RI Prof Nasaruddin Umar  yang didampingi oleh Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Mustafa bin Ibrahim Al Mubarok, dan Atase Agama Kedutaan Arab Saudi di Indonesia, Syekh Ibrahim Al Nughaimshi.

Dalam kesempatan itu, Mustafa mengungkapkan bahwa bahwa pengiriman dai-dai ini utamanya dijalankan sebagai upaya mempererat hubungan antara Indonesia dan Arab Saudi yang dijalin lewat Kementerian Agama Saudi dan Kementrian Agama Republik Indonesia. Menurutnya, kedua lembaga tersebut sekarang sedang sama-sama sangat memperhatikan perkembangan, kemajuan dan perbaikan umat Islam di tingkat muamalah, toleransi, dan pemahaman yang benar tentang akidah yang lurus.

Kepada para dai muda tersebut, ia juga memesankan supaya menjalankan dakwah dengan iringan niat ikhlas dan menghindari sejauh mungkin persoalan khilafiyah dan benturan dengan masyarakat. “Masih banyak dari mereka yang selama ini belum tersentuh dakwah,” kata Mustafa. Duta Besar juga mengingatkan supaya para dai tidak terlibat dalam semua kegiatan yang bernuansa politik praktis.

Menurut Mustafa, tujuan dakwah adalah mengenalkan Islam lebih dekat kepada masyarakat. Diharapkannya, melalui kegiatan dakwah ini masyarakat bisa diajak untuk menegakkan dan meninggikan ajaran-ajaran Allah yang mulia.

Penjelasan Mustafa itu pun diamini oleh Nasaruddin Umar. Ia hanya menambahkan bahwa program dakwah tersebut merupakan amanah yang mulia sehingga harus diiringi dengan hati yang tulus, ikhlas, serta tanpa pamrih. “Sampaikan dakwah ini dengan santun dan penuh hikmah. Jadi, dai yang malayani dan mengayomi masyarakat tidak menggurui,” ujar Nasarudin.

Program dai Ramadhan yang dikirim ke seluruh pelosok nusantara ini merupakan kerja sama antara Kerajaan Arab Saudi melalui kantor Atase Agama di Jakarta dan Kementerian Republik Indonesia. Kegiatan kali ini merupakan pengiriman yang ketiga kalinya. Kedua pihak mulai mengirimkan dai Ramadhan ke daerah sejak tahun 2011M/1432 H.

Tahun 2013 dai yang dikirim ke daerah sebanyak 110 orang. Untuk menjalankan dakwahnya, mereka juga dibekali dengan dana untuk buka puasa bersama masyarakat masing-masing Rp 2,6 juta per hari. Mereka juga membawa Alquran serta buah kurma yang siap dibagikan kepada masyarakat selama bulan puasa.

Terpopuler