REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Menjelang ramadhan 2013 ini Dewan Masjid Indonesia bersama sejumlah elemen organisasi Islam di Yogyakarta, melaksanakan aksi bersih-bersih melalui Gerakan Masjid Bersih (Gembira). Gerakan ini dilakukan secara serentak di 250 masjid di Kota Yogyakarta, Ahad (7/7).
Menurut, Ketua Panitia Gembira Mursida Rambe, kegiatan tersebut digelar untuk menyambut bulan suci ramadhan 2013. "Bersih-bersih ini dilakukan terutama di tempat wudhu dan toilet 250 masjid tersebut," ujarnya.
Menurutnya, ide ini muncul sejak setahun lalu, karena belum semua masjid memiliki tempat wudhu dan toilet yang bersih secara sempurna. Ide tersebut disambut langsung oleh elemen dan ormas Islam di DIY termasuk dewan masjid. Beberapa elemen masyarakat yang terkait aksi ini antara lain Yayasan Amal dan Usaha Muslim Yogyakarta (YAUMY), MUI, badko TKA/TPA, makelar Sedekah, Bakor Pemuda Remaja Masjid, hingga beberapa toko muslim. “Semoga ini menjadi pemantik para umat untuk mau ikut menjaga kebersihan,” jelasnya.
SementaraKetua Dewan Masjid Indonesia Yogyakarta, Aminuddin mengatakan di Yogyakarta terdapat 492 masjid dan 465 mushola. Secara umum kondisi fisiknya sudah cukup baik. Namun dari jumlah tersebut sebagian kecil kebersihan tempat wudhu dan toilet masih kurang.
Dewan masjid, ujar dia, sangat mendukung program ini. Selama ini mereka lebih banyak memikirkan masalah kemakmuran masjid. Namun dengan gerakan ini diharapkan bisa menggugah semangat jamaah untuk lebih aktif menjaga kebersihan di rumah Allah tersebut. “Ini sangat bagus untuk mendukung masjib sebagai pusat dakwah pengetahuan, pusat peradaban umat dan pemberdayaan umat,” tegasnya.
Menurutnya, utuk tahap awal ini akan ada sejumlah relawan yang akan berkeliling di sejumlah masjid untuk menjaga kebersihan tempat ibadah tersebut. Target awal memang hanya 200 masjid. Namun karena ini menjelang puasa, dipastikan gerakan ini bisa tercapai di seluruh masjid.
Ketua Takmir Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, Budi Setiawan mengaku untuk menjaga kebersihan masjid Gedhe kauman pihaknya menerjunkan sekitar 14 orang setiap hari. Mereka merupakan relawan dari jamaah dan diberikan sedikit insentif. Namun untuk hari Jumat, kadang tenaga kebersihan ini meningkat, dari umat yang ikut terlibat. “Dulu memang kita menggunakan jasa cleaning service, tetapi sekarang tidak lagi,” ujarnya.
Budi mengaku tugas untuk membersihkan masjid cukup berat. Apalagi masjid yang dipimpinnya merupakan masjid yang banyak dikunjungi wisatawan. Meskipun tenaga kebersihannya banyak, namun banyak ulah wisatawan yang tidak tepat.