Kisah Puasa Sopir Truk Minyak

Rep: Mg15/ Red: A.Syalaby Ichsan

Jumat 12 Jul 2013 04:34 WIB

Truk minyak yang dikemudikan Cahyono Foto: Mg15 Truk minyak yang dikemudikan Cahyono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Truk pengangkut minyak PT Pertamina sampai di salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bahar Umum (SPBU) di kawasan Srengseng Sawah, Jakarta Selatan.

Adalah Jahyono, seorang driver truk yang membawa truk tersebut dari Plumpang, Jakarta Utara hingga ke kawasan Srengseng Sawah ini. 

Dalam sehari ia biasa membawa truk yang berisi ribuan liter minyak ini ke 2 hingga 3 SPBU. Maksimal, dia bisa mengangkut sampai 4 SPBU. Di SPBU Srengseng Sawah ini adalah tempat pemberhentiannya yang kedua, sebelumnya dia sempat “menyetorkan” minyaknya ke SPBU yang berada di daerah Fatmawati.

Jahyono tidak bisa memprediksi akan berhenti di beberapa SPBU, karena hal itu tergantung oleh rute dan jalan yang di tempuh. “Itu tergantung dapatnya rute dan jalan”, ujarnya saat di temui RoL, Jakarta, Kamis(11/7)

Sudah lebih dari 5 tahun Jahyono bekerja sebagai sopir truk pengangkut minyak ini. Berbagai SPBU telah ia singgahi dan yang terjauh adalah di daerah Depok dan Bogor.

Sebelum menjadi sopir truk angkutan minyak, Jahyono menjadi kernet truk angkutan barang. Dia pun mengakui bahwa semenjak ia bekerja sebagai driver truk pengangkut minyak milik PT Pertamina ini, kehidupannya menjadi lebih baik.

Gaji yang di terima pun lebih besar dibandingkan dengan gaji pada saat menjadi kernet truk angkutan barang. “Alhamdulillah semenjak saya bekerja sebagai driver truk disini, kehidupan saya ada perubahan”, ungkapnya.

Selama bulan Ramadhan, jam kerja Jahyono tidak berubah dan tetap seperti biasanya. Dia pun tetap berpuasa. Lama pekerjaan Jahyono dalam sehari adalah 12 jam. Sebagai seorang Muslim, Jahyono tidak mempemasalahkan buka puasa di manapun.

Kalau truk sedang mengisi minyak ke SPBU dia bisa istirahat sejenak sambil berbuka puasa. Namun jika sekiranya Jahyono akan berbuka di jalan, maka dia mempersiapkannya dengan membeli makanan terlebih dahulu. 

Jahyono menetap seorang diri di Plumpang, sedangkan istri dan ketiga anaknya berada di Tegal. Dia mengatakan tidak ingin membawa istri dan anaknya ke Jakarta karena tingginya kebutuhan hidup di kawasan kota ini.

Dia tetap semangat bekerja walaupun berpuasa tidak bersama dengan keluarganya. Dia berkata bahwa istrinya mendukung pekerjaannya demi menafkahi keluarganya. 

Dengan sistem 6 hari bekerja dan 3 hari libur, Jahyono memanfaatkan waktunya untuk kembali ke Tegal. Bus adalah kendaraan yang sering ia naiki untuk pulang kampung, begitu juga saat ia hendak kembali ke Jakarta.

Di bulan Ramadhan ini tidak ada penambahan hari libur, jadi jika Jahyono kedapatan bekerja di Hari Raya Idul Fitri, maka dia tetap masuk seperti biasa mengantarkan minyak-minyak ke berbagai SPBU. 

“Walaupun pada saat lebaran tetapi jadwal kita bekerja, maka kita tetap harus bekerja karena kita kan melayani umum”, tambahnya. 

Selama bekerja menjadi driver truk pengangkut minyak, Jahyono mengaku lancar dalam melaksanakan ibadah puasa.

Tidak ada gangguan yang membuatnya harus membatalkan puasanya. Pada saat sampai di SPBU dia biasanya menggunakan waktunya untuk beristirahat dan shalat. Dia pun berharap agar pekerjaannya selalu lancar, tidak hanya di bulan Ramadhan tetapi juga di bulan-bulan berikutnya.

Terpopuler