REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Tren mengambil cuti di bulan Ramadhan kembali berlanjut dikalangan pekerja Arab Saudi. Tren ini muncul sejak Ramadhan tahun lalu.
Alasan mereka mengambil cuti umumnya agar fokus beribadah dan menghindari cuaca panas. Sejak dua tahun belakangan, warga Saudi mengeluhkan temperatur tinggi ketika menjalani puasa sembari bekerja.
"Tidak mudah puasa dan bekerja dalam suhu udara yang tidak bersahabat. Belum masalah kemacetan," ungkap Ahmad Aidhan seperti dikutip arabnews.com, Senin (15/7).
Zahra Khalid, istri Ahmad, mengaku belakangan memang suaminya memutuskan cuti. Tidak hanya karena alasan temperatur tetapi ia ingin fokus beribadah. "Pekerjaan rumah pun tidak bisa saya selesaikan sendiri," kata dia.
Warga Saudi lainnya, Sultan Al-Turk menilai tren macam ini sebenarnya terlalu berlebihan. Berpuasa sembari bekerja merupakan wujud kesalehan sosial. Terkait suhu udara, tidak ada yang perlu ditakutkan.
"Kita justru harus melakukan keseimbangan.," kata dia. Ahmad Basher, Manager SDM mengaku tidak masalah dengan tren tersebut. Itu karena, cuti merupakan hak karyawan. Namun, harus diakui banyak dari karyawan yang mengambil cuti begitu tergesa-gesa.