Oleh
Erik Purnama Putra
Namun Shalat Tarawih yang dilakukan Muhammad Khoirul Anam dan Andy T Tommy terbilang unik. Keduanya selama 30 hari mencanangkan berkeliling Pulau Jawa untuk menikmati Shalat Tarawih di 30 kota.
Tentu saja, setiap harinya mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini shalat tarawih di masjid yang berbeda. Tujuan Khoirul dan Tommy menyambangi 30 kota di Jawa karena ingin mengenal lebih dekat potensi kekayaan daerah.
Perjalanan dimulai dari Kota Malang, tepatnya Masjid AR Fachruddin, Selasa (9/7) dan berakhir di Masjid Ponpes Nurul Jadid, Kota Probolinggo, Rabu (7/8).
Selepas Malang, mereka melanjutkan perjalanan ke Kediri, Jombang, Surabaya, dan menyusuri pantai utara Jawa (Pantura). Setelah sampai Kota Semarang pada hari kedelapan, hari ke-14 keduanya sampai di Ibu Kota dan mengingap di Masjid Istiqlal.
Besoknya, rute menuju ke Depok dan melewati jalur selatan hingga sampai Kota Yogyakarta pada hari ke-22. Empat hari menjelang Lebaran yang diprediksi pada 8 Agustus, dua orang itu sampai di Kabupaten Lumajang, Jember, Banyuwangi, dan berakhir di Probolinggo.
Khoirul mengatakan, persiapan menyusuri Pulau Jawa dilakukan hanya sepekan, sehingga cukup mepet. Status mahasiswa membuatnya harus mempersiapkan agar pengeluarannya tetap minim selama sebulan.
Meski bermodal pas-pasan karena hanya mengandalkan sepeda motor Yamaha Vega, ia memastikan perjalanan spiritualnya bakal lancar.
“Travelling ini saya lakukan bersama Tommy boncengan karena menghemat pengeluaran transportasi dan lebih fleksibel untuk digunakan ke mana dan kapan saja,” kata mahasiswa angkatan 2008 ini kepada Republika, Selasa (16/7).
Menurut dia, perjalanan ini diyakininya bakal menyenangkan hingga akhir. Pasalnya, setiap hari bakal menikmati ngabuburit di tempat yang berbeda. Dengan begitu, setidaknya dapat menikmati kuliner unggulan di setiap kota yang disinggahi. “Saya pikir ini adalah bonus dari travelling ini,” ujarnya.
Khoirul melanjutkan, penggunaan kendaraan roda dua mempengaruhi jalur kota yang dilewati. Kota yang dikunjungi dipilih selain berdasarkan tingkat besarnya dan populasi, juga jarak tempuh yang disesuaikan dengan kemampuan fisik.
Sementara itu, kata dia, waktu yang dipilih untuk melanjutkan perjalanan ke kota berikutnya adalah pagi hari selepas shalat subuh.
Pertimbangan itu dipilih karena lalu lintas masih lengang dan berharap sepagi mungkin sampai di kota tujuan dengan waktu tempuh sekitar tiga jam per hari. Hal itu selain untuk menjaga stamina, juga ingin menjaga performa sepeda motor agar tidak mogok di tengah jalan.
Adapun, Tommy menyatakan, untuk menghemat anggaran, pilihan menginap di masjid menjadi pilihan logis. Selain karena malu kalau harus menginap di rumah teman, sambungnya, untuk menginap di hotel tentu tidak mampu dilakukannya.
Apalagi, fenomena umum seseorang dalam perjalanan (musafir) selalu menjadikan masjid sebagai tempat persinggahan sementara untuk istirahat.
Karena itu, masjid adalah tempat menginap yang sempurna untuk melengkapi perjalanan ini. “Ini adalah salah satu bagian yang saya sukai. Mengingatkan masa kecil saya yang suka menginap di masjid saat bulan puasa,” kata Tommy.
Jadwal perjalanan tarawih Khoirul dan Tommy
Pukul 5:00 WIB: Usai Subuh, berangkat menuju kota berikutnya
Pukul 9:00-12:00 WIB: Aktivitas bebas
Pukul 12:30-14:30 WIB:Istirahat setelah shalat Zuhur
Pukul 15:30-17:30 WIB: Buka puasa
Pukul 17:30-19:00 WIB: Shalat Mahgrib
Pukul 19:00-20:00 WIB: Shalat Tarawih
Pukul 20:00-22:00 WIB: Aktivitas bebas
Pukul 22:00-03:00 WIB:Istirahat (bermalam di masjid)
Pukul 03:00-04:00 WIB :Sahur