REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Komisi Kebebasan Beragama Internasional AS (USCIRF) menyayangkan kebijakan Otoritas Cina yang membatasi akses Muslim Uighur ke Masjid selama Ramadhan.
"Ini pelanggaran atas dalih keamanan dan stabilisasi," kata USCIRF, seperti dikutip Muslimvillage, Selasa (16/7).
Ketua USCIRF, Katrina Lantos Sweet menilai pemerintah Cina telah berlebihan dalam mengawasi aktivitas Muslim Uighur. Ini jelas membuat Muslim Uighur tidak leluasa beribadah.
"Sekali lagi, ini pelanggaran," kata dia.
Juru bicara Kongres Uighur Dunia, Dilxadi Rexiti mengungkap Beijing telah berulang kali memasuki rumah Muslim guna memberikan makanan dan minuman di siang hari. Mereka memaksa Muslim memakannya.
Secara terpisah, Presiden Asosiasi Amerika Uiguhur (UAA), Alim Seytoff mengatakan kekerasan rentan sekali terjadi lantaran tekanan berlebihan yang dilakukan Beijing. Bisa jadi, Beijing sengaja melakukan ini guna mengamankan kepentingannya.