REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Ajeng Ritzki Pitakasari
YOGYAKARTA -- Setelah delapan tahun, sejak persiapan awal hingga penggarapan yang dimulai Oktober 2010 lalu, jembatan layang Jombor dari arah Solo ke Purworejo siap berfungsi untuk menghadapi arus mudik dan balik lebaran.
"Semoga dengan fly over ini kemacetan bisa segera diatasi," ujarnya Direktur Jenderal Bina Marga, Djoko Murjanto, saat meninjau penggarapan fly over Jombor di Yogyakarta, Rabu (17/7). Selama ini persimpangan ring road Jombor ke arah kota Yogyakarta, Solo dan Magelang terkenal macet. "Karena itu kita beri lagi akses agar pergerakan tidak hanya di satu bidang," papar Dirjen.
Uji coba fly over tersebut akan dilakukan sekurangnya H-15 untuk satu arah. Khusus saat arus mudik berlangsung, jembatan layang dioperasikan untuk dua arah.
Hanya saja untuk ke arah Magelang belum bisa difungsikan karena belum tuntas akibat terkendala pembebasan lahan. Kebutuhan lahan yang belum terpenuhi masih 1.300 meter persegi. "Sehingga nanti arus lalu lintas akan diatur di bawah," tutur Dirjen Djoko.
Saat ditanya apakah persoalan lahan diakibatkan ketidakcocokan harga, Dirjen menjawab, "Tidak, saat ini sudah dalam proses pembebasan saja, karena proyek sudah masuk dalam kontrak, " tuturnya.
Fly Over Jombor dibuat dengan panjang total 1.125 meter, lebar 7 meter. Dengan rincian, dari arah Jl Solo (timur ke barat) sepanjang 675 meter, kemudian di tengah ke arah Magelang sepanjang 450 meter. Selain itu juga dibangun underpass sepanjang 446,5 meter. Proyek ini menelan dana APBN sebesar Rp 114 miliar.