REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Acara televisi dituntut tidak hanya memberikan hiburan semata kepada para pemirsanya, tetapi juga nilai-nilai edukasi dan pengetahuan. Di bulan suci Ramadhan, tayangan televisi dituntut bisa mengayomi masyarakat agar lebih termotivasi beribadah.
Sebagai upaya mewujudkan hal itu, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pada 16 Juli 2013 lalu telah menegur empat acara televisi yang dinilai banyak mengandung lawakan yang tak sewajarnya. Beberapa pemain tampak menggunakan kalimat-kalimat yang mengandung unsur melecehkan dan kasar.
Salah satu acara yang menuai teguran KPI adalah sebuah program yang disiarkanTrans TV berjudul ‘Yuk Kita Sahur’ . Acara tersebut dianggap telah melanggar nilai etika pada tayangan tanggal 10, 11, dan 12 Juli lalu.
Kepala Marketing dan relasi publik Trans TV, Hadiansyah Lubis membenarkan dan menyambut positif teguran dari KPI tersebut. “Intinya kita menyambut positif himbauan itu. Kami sudah melakukan tindak lanjut dalam bentuk perbaikan,” ujarnya saat dihubungi Republika via telepon, Jumat (19/7).
Hadiansyah mengatakan, setelah mendapatkan teguran dari KPI, pihaknya langsung menggelar briefing (arahan) dengan para pemain OVJ dan bintang tamu. Tim OVJ mengarahkan para pemain agar lebih santun dan memperhatikan etis kesopanan, terutama dalam bertutur.
“Mereka menerima. Itu juga sebagai bahan evaluasi kita yang harus didengar. Ini juga menyangkut kelangsungan program acara kita, supaya mendapat tempat di hati masyarakat,” ujarnya.
Kendati pihak Trans TV menjanjikan ada perbaikan, namun konsep acara 'Yuk Kita Sahur' yang dbintangi Olga Syahputra, Raffi Ahmad, Cagur dan yang lainnya tidak akan berubah. Konsepnya akan tetap dipertahankan, cuma pengemasan acara yang akan di tata ulang agar lebih santun dan sopan.
Selain Yuk Kita Sahur, KPI juga melayangkan surat teguran kepada 'Sahurnya Pesbukers' ANTV, serta 'Sahurnya OVJ' di Trans7.