REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Sepertiga malam merupakan saat dimana hubungan hamba dengan Sang Khaliq begitu dekat. Dalam beberapa hadis Nabawi disebutkan, Siapa yang shalat dan bermunajat disepertiga malam terakhir tersebut, niscaya akan diijabah semua permohonannya.
Seharusnya, disaat-saat yang sakral tersebut, mereka yang beribadah ditemani dengan sajian-sajian yang mendukung ibadah dan ketenangan hati. Inilah yang disayangkan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) kepada beberapa stasiun televisi swasta yang menyajikan acara sahur. Tayangan di saat sahur malah diisi dengan lawakan yang bahkan dinilai mengandung unsur melecehkan dan kalimat yang kasar.
Menyikapi teguran KPI tersebut, Kepala Departemen Marketing Public Relations Trans7, Anita Wulandari mengatakan imbauan, kritikan, dan teguran adalah hal biasa dalam dunia penyiaran. Tentu saja teguran tersebut disikapi dengan bijak dengan harapan tidak akan terulang dimasa yang akan datang.
"Hal ini biasa. Kita biasa menerima kritik dan saran, apalagi dari KPI. Kalau teguran atau imbauan itu kita anggap penting pasti akan kita laksanakan," ujarnya saat dihubungi Republika via telepon, Jumat (19/7).
Anita mengatakan, jika ada himbauan atau teguran timnya biasa menggelar briefing untuk seluruh staf dan pemainnya. Ia juga meminta para pemain untuk lebih hati-hati, karena acara mereka ditayangkan secara langsung tanpa melalui proses editing terlebih dahulu. Jadi, sedikit saja para pemain khilaf atau bahkan tidak sengaja melontarkan kata-kata kasar atau melecehkan, mereka bisa diprotes masyarakat.
Mengenai konsep acara, 'Sahurnya OVJ' tidak akan berubah konsep. "Konsep acara tidak mungkin diubah, itu sudah bagus. Cuma kita akan lebih mengevaluasi untuk lebih hati-hati," ujarnya.