Oleh Heri Ruslan
REPUBLIKA.CO.ID, "Dzatul Hijrataini’’ (wanita yang hijrah dua kali), begitulah sejarah peradaban Islam menjuluki Ruqaiyah binti Muhammad SAW.
Ia adalah putri keempat dari enam buah hati Rasulullah SAW dari Siti Khadijah. Anak Rasulullah dari Khadijah adalah; Al-Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqaiyah, Ummu Kaltsum, dan Fatimah.
Ruqaiyah merupakan salah seorang Muslimah yang rela meninggalkan tanah kelahirannya demi menyelamatkan akidah dan keimanannya kepada Allah SWT.
Saat itu, bulan Rajab tahun ketujuh Sebelum Hijrah (SH)/615 M. Di tengah kegelapan malam yang mencekam, 11 pria dan empat wanita sahabat Rasulullah SAW mengendap-endap meninggalkan Makkah.
Dua perahu yang terapung di Pelabuhan Shuaibah siap mengantarkan mereka menuju ke sebuah negeri untuk menghindari kemurkaan dan kebiadaban kafir quraisy.
Negeri yang mereka tuju itu bernama Habasyah alias Abessinia (kini dikenal sebagai Ethiopia) – sebuah kerajaan di daratan Benua Afrika. Para sahabat itu hijrah ke Habasyah atas saran Rasulullah SAW.
Inilah proses hijrah pertama yang dilakukan kaum Muslimin, sebelum peristiwa hijrah ke Madinah. Di antara sahabat yang hijrah ke Ethiopia itu antara lain; Usman bin Affan beserta isterinya Ruqaiyah. Perjalanan pertama para sahabat ke negeri Ethiopia itu dipimpin Usman bin Maz’un.
Setelah mengarungi ganasnya gelombang Laut Merah, lima belas sahabat Rasulullah itu akhirnya terdampar di Ethiopia yang kala itu dipimpin seorang raja bernama Najasyi orang Arab menyebutnya Ashama ibnu Abjar. Di sana mereka disambut dengan penuh keramahan dan persahabatan.
Menurut Muhammad Ibrahim Salim dalam bukunya bertajuk ‘Nisaa Haular-Rasul SAW, keterlibatan Muslimah dalam perjalanan hijrah pertama itu merupakan fakta sejarah yang menunjukkan betapa Muslimah bisa menjadi bagian dari dakwah dan jihad di jalan Allah SWT.
Setelah tiga bulan menetap di Ethiopia dan mendapat perlindungan, para sahabat mencoba kembali pulang ke kampung halamannya, Makkah. Namun, situasi keamanan Makkah ternyata belum aman. Rasulullah SAW lalu memerintahkan umat Muslim untuk kembali ke Ethiopia untuk yang kedua kalinya.
Jumlah sahabat yang hijrah pada gelombang kedua itu terdiri dari 80 sahabat. Rasulullah pun berpesan kepada para sahabat untuk menghormati dan menjaga Ethiopia. Dalam rombongan itu, Utsman dan Ruqaiyah kembali kembali ke Ethopia.
Annas RA berkata, ketika Utsman berangkat bersama istrinya, datanglah wanita Quraisy menemui Rasulullah SAW dan berkata, "Wahai Muhammad, saya melihat menantumu bersama istrinya.’’ Rasulullah bertanya, "Bagaimana keadaan mereka?’’
"Saya melihat Utsman menuntun pelana keledai yang dinaiki istrinya.,’’ jawab wanita itu. ‘’Rasulullah SAW berkata, ‘’Allah bersama mereka. Sesungguhnya Utsman adalah orang yang pertama kali berhijrah bersama istrinya setelah Nabi Luth AS.’’ Sekembalinya dari Habasyah, Ruqaiyah mendapat kabar duka, ibunya telah wafat.
Tak lama setelah mereka kembali ke Makkah, umat Islam atas perintah Nabi SAW hijrahke Madinah. Pada hijrah kali ini, Ruqaiyah pun kembali mendampingi suaminya membela dan menegakkan agama Allah SWT. Sejarah lalu menggelari Ruqaiyah sebagai ‘’wanita yang hijrah dua kali.’’
Menurut Ibrahim Salim, hijrah ke Habasyah bertujuan untuk menghindari fitnah dan menyelamatkan agama. Saat itu, kaum Muslimin tak bertujuan untuk menyebarkan agama Islam ke negeri itu. Saat itu, Habasyah menganut agama Nasrani.
Sedangkan, hijrah ke Madinah, selain untuk menghindari fitnah juga bertujuan untuk mendirikan sebuah negara bagi kaum Muslimin. Hijrah merupakan tahap kedua dari beberapa tahapan dakwah. Hijrah merupakan bentuk pertahanan yang strategis.
Ruqaiyah wafat setelah menderita sakit demam. Kemudian Rasulullah SAW mengawinkan Utsman dengan Ummu Kultsum. Semoga Allah SWT merahmati Ruqaiyah yang telah mengikuti hijrah sebanyak dua kali. Semoga Allah SWT membalas jihad dan kesabarannya dengan sebaik-baik balasan.