Kemenag Riau Minta Khatib Idul Fitri Tak Berkhutbah dengan Tema Bernuansa Politik

Red: Heri Ruslan

Rabu 07 Aug 2013 18:52 WIB

Muslim saat melaksanakan Shalat Idul Fitri. Foto: people.duke.edu Muslim saat melaksanakan Shalat Idul Fitri.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU  --  Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Riau meminta para khatib di provinsi tersebut untuk tidak berkhutbah dengan tema bernuansa politik saat pelaksanaan Shalat Idul Fitri.

"Mubaligh itu jangan sampai memperkeruh keadaan. Harus yang bisa mendinginkan dan jangan sampai membuat masalah menjelang kegiatan politik berupa Pemilihan Gubernur (Pilgub) Riau," ujar Humas Kanwil Kemenag Riau, Mansur, Rabu.

 

Seorang mubaligh, menurutnya, jangan sampai terlalu banyak berbicara tentang politik, melainkan menyampaikan ceramah agama yang umum dan menyentuh hati masyarakat dalam perayaan Lebaran.

 

Seperti kisah-kisah kedua orang tua yang ada dan tiada dalam hari raya Idul Fitri, kemudian cerita mengenai anak yatim dan piatu, para janda-janda yang ditingal mati suami, kaum duafa serta fakir dan miskin.

 

"Berbagai cerita atau kisah-kisah saat masa Rasulullah masih hidup dan membandingkan dengan zaman sekarang, itu lebih menarik dengan mengambil subjek janda dan anak yatim," katanya.

 

Sebelumnya berbagai kabupaten dan kota di Riau telah mengumumkan akan menggelar Sholat Idul Fitri seperti Pemerintah Kota Pekanbaru yang telah menetapkan sebanyak 237 tempat berupa masjid dan lapangan terbuka hijau di seluruh kota untuk mendukung kelancaran umat muslim.

 

"Lokasi shalat tahun 2013 berkurang sebanyak 10 lokasi dibandingkan penetapan lokasi tahun lalu. Namun demikian, persiapan penyelenggaraan Shalat Idul Fitri sudah matang bekerja sama dengan Kemenag Kota Pekanbaru, unsur muspida dan camat kota ini," kata Wali Kota Pekanbaru, Firdaus MT.

 

Komisi Pemilihan Umum Riau telah menjadwalkan tahapan pilgub Riau dengan menggelar masa kampanye 8-31 Agustus dan proses pemungutan suara dilakukan pada tanggal 4 September 2013.

 

Terpopuler