REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Sentral Amerika Serikat (AS), the Federal Reserve, memutuskan untuk menunda penarikan stimulus moneter. Hal tersebut diharapkan dapat menstabilkan nilai tukar rupiah dan mengurangi tekanan terhadap rupiah.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Difi Johansyah, mengatakan langkah yang diambil the Fed adalah short term relief terhadap rupiah. "Diharapkan dapat menstabilkan rupiah dan mengurangi tekanan terhadap rupiah," ujar Difi, Kamis (19/8).
Namun, menurutnya, keputusan tersebut tidak boleh membuat Indonesia terlena. Indonesia masih menghadapi masalah ekonomi lainnya seperti defisit transaksi berjalan dan inflasi. "Kita tetap harus memperbaiki kinerja ekonomi untuk memperbaiki current account deficit dan inflasi," ujarnya.
Bank Sentral Amerika Serika (AS) the Federal Reserve memutuskan untuk menunda penarikan stimulus atau tapering. The Fed memastikan dana yang sudah dikucurkan sejak 2008 tersebut tetap beredar di pasar.
Penundaan ini dilakukan karena the Fed belum merasa puas dengan perbaikan ekonomi yang terjadi di AS. Gubernur the Fed, Ben Bernanke, mengungkapkan penarikan aset tidak diatur dan bank sentral akan terus menopang ekonomi AS selama stimulus dirasa masih diperlukan.