REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Penutupan sementara layanan pemerintahan Amerika Serikat (AS) dinilai tidak akan terlalu berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia.
Kepala Ekonom Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) Doddy Ariefianto mengungkapkan Indonesia sebaiknya fokus ke masalah dalam negeri."Untuk saat ini relatif tidak ada. Lucu juga negara adidaya bisa seperti ini," kata Doddy di sela Seminar Peran LPS dalam Penyelamatan Bank Gagal di Hotel Four Season Jakarta, Rabu (2/10).
Ia mengakui ini merupakan preseden buruk. Namun demikian secara jangka pendek masalah di AS tidaklah berpengaruh signifikan terhadap Indonesia. Hal ini justru akan memperburuk situasi di AS sendiri. Padahal negara tersebut baru saja menjalani perbaikan ekonomi.
Khusus di Indonesia pengaruhnya hanya lebih ke penggunaan dolar AS. Dengan masalah ini kemungkinan akan ada peralihan dari dolar AS ke yen atau euro.
Perekonomian Indonesia masih akan berjalan seperti biasanya. Ekspor Indonesia masih akan berjalan karena ekspornya cukup terdiversifikasi, tidak hanya ke AS. "Ekspor kita itu kan komoditas seperti batubara dan minyak. Semuanya cukup terdiversifikasi seperti ke Cina, Jepang dan AS," kata Doddy.
Masalah AS ini diperkirakan tidak akan berlangsung lebih dari sepekan. Indonesia diminta untuk memperbaiki masalah internal terlebih dahulu seperti curent account deficit dan dangkalnya struktur keuangan.