Jumat 22 Nov 2013 17:13 WIB

Ketidakpastian Ekonomi Akan Lebih Panjang dari 2008

Rep: Satya Festiani/ Red: Nidia Zuraya
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Indonesia tengah mengalami perlambatan ekonomi yang disebabkan oleh ketidakpastian ekonomi global. Ketidakpastian ekonomi diprediksikan akan lebih panjang dari ketidakpastian yang terjadi pada 2008.

Salah satu penyebab ketidakpastian saat ini adalah rencana tapering off quantitative easing Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Direktur Keuangan PT Bank Mandiri, Tbk, Pahala Mansury, mengatakan ketidakpastian disebabkan oleh rencana kebijakan the Fed yang mengurangi pembelian obligasi.

Wacana ini telah keluar sejak Juli 2013. "Tapering baru akan terjadi di Maret. Juli-Maret itu 9 bulan. Agak lebih panjang dari 2008," ujar Pahala dalam acara Mandiri Media Training bertema 'Peluang dan Tantangan Industri Perbankan 2014', di Yogyakarta, Jumat (22/11).

Pahala mengatakan ketika krisis pada 2008, ketidakpastian hanya terjadi selama 6 bulan. Kurang lebih 6 bulan pasca kebangkrutan Lehman Brothers Holdings Inc, bank investasi terbesar keempat di AS, nilai tukar mata uang, surat utang negara kembali ke kondisi sebelumnya.

Namun, menurutnya, dari sisi resiliensi 2013 lebih baik dari 2008. Sebagai contoh, bunga deposito pada 2008 mencapai 13 persen, sedangkan sebelum ada capital outflow, bunganya 9-10 persen. Oleh karena itu, bunganya meningkat 3-4 persen pada 2008.

Indikator lainnya adalah cadangan devisa Indonesia. Pada krisis 1998, cadangan devisa hanya 14 miliar dolar AS. Pada 2008, cadangan devisa mencapai 60-70 miliar dolar AS. Sedangkan saat ini cadangan devisa berada di posisi 97 miliar dolar AS.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement