REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) membukukan laba bersih periode berjalan hingga akhir kuartal III 2013 sebesar Rp 916,45 miliar. Nilai ini tumbuh 65,09 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) akhir pekan lalu, pertumbuhan laba ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan sebesar 71,9 persen pada akhir September 2013 menjadi Rp 1,9 triliun.
Setelah dipotong beban pokok pendapatan sebesar Rp 281,9 miliar dan beban usaha senilai Rp 182,2 miliar, laba operasi TBIG tercatat sebesar Rp 1,49 triliun. Laba operasi perusahaan pengelola tower telekomunikasi ini tumbuh 74,6 persen.
TBIG mencatat pertumbuhan tipis pendapatan bunga sebesar 10,5 persen menjadi Rp 11,2 miliar. Akibat pelemahan rupiah, perseroan mengalami pertumbuhan rugi selisih kurs yang cukup tinggi, yaitu 1.421,72 persen dari Rp 51,14 miliar menjadi Rp 778,33 miliar.
Per 30 September 2013, total pinjaman perseroan sebesar Rp 11,62 triliun dan total pinjaman senior senilai Rp 8,3 triliun. Pinjaman ini sudah termasuk pinjaman dalam mata uang dolar AS yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya. Dengan saldo kas yang mencapai Rp 1,67 triliun, maka total pinjaman bersih TBIG adalah sebesar Rp 9,94 triliun.
TBIG memiliki 16.017 penyewaan dan 9.830 site telekomunikasi per 30 September 2013. Site telekomunikasi milik perseroan terdiri dari 8.446 unit menara telekomunikasi, 1.040 unit shelter-only, dan 344 unit jaringan DAS.
Dengan total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 14.633, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) Perseroan menjadi 1,73.