Selasa 07 Jan 2014 13:13 WIB

2014, Tahun Terberat Bagi Pembangunan Pertanian Indonesia

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Nidia Zuraya
Lahan pertanian kedelai
Foto: rri.co.id
Lahan pertanian kedelai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun ini pembangunan pertanian masih akan menghadapi sejumlah kendala. Mulai dari tingginya konversi lahan pertanian, keterbatasan lahan untuk perluasan areal baru, infrastruktur pertanian yang belum layak dan macetnya perkembangan industri hilir. Selain itu Indonesia masih dihadapkan dengan anomali iklim dan gejolak pangan global.

Menteri Pertanian (Mentan) Suswono mengatakan tahun lalu bukanlah tahun yang mudah bagi pembangunan pertanian. Beberapa komoditas pangan utama belum berhasil mencapai target pencapaian. Hal ini termasuk empat komoditas yang ditargetkan untuk swasembada yaitu beras, gula daging dan kedelai.

"Perlu ada evaluasi menyeluruh mengapa tidak mencapai target yang dicanangkan," katanya pada acara rapat Acara rapat Kerja Nasional pembangunan Pertanian Tahun 2014, Selasa (7/1).

Beragam asumsi yang dijadikan acuan untuk pencapaian target ternyata meleset. Namun kendala utama masih berputar pada terbatasnya lahan pertanian, sistem tata niaga yang belum tertata baik dan insentif harga yang kurang memadai. Untuk beras misalnya, setiap tahun terdapat kekurangan lahan sebesanyak 50 ribu hektare (ha). padahal setiap tahun terjadi konversi lahan persawahan sebesar 100 ha.

Untuk gula, target produksi bisa tercapai apabila ada tambahan pabrik gula baru. Diperlukan minimal 20 pabrik gula baru yang semestinya pembangunannya semestinya terjadi sejak 2010. Sekarang baru satu pabrik gula baru yang akan diresmikan tahun ini.

Lalu untuk daging, Mentan berharap agar Kementerian Perhubungan menunaikan komitmennya untuk menyediakan sarana dan prasarana transportasi sapi antar wilayah. Selain itu diperlukan pembenahan tata niaga yang lebih baik agar harga sapi tidak sering bergejolak.

Terakhir untuk kedelai, Kementan segara akan melakukan pemetaan mengenai keberadaan kedelai lokal. Suswono mengatakan gairah bertanam petani kedelai juga mulai terlihat. Meskipun masih ada kendala terkait ketersediaan benih didaerah-daerah. "Pertama karena ada insentif harga. Paling tidak Bulog akan beli," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement