REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Asosiasi PSSI Jawa Barat H Rachmat Yasin menyatakan komitmen untuk menghapus kiprah 'pemain titipan' dalam seleksi tim yang akan dikirim mengikuti berbagai pertandingan tingkat nasional.
"Saya akan hapus 'kamus' pemain titipan, kepengurusan ke depan tidak akan bisa didikte untuk menerima pemain titipan. Seleksi pemain dilakukan secara fair untuk mendapatkan pemain terbaik," kata Rachmat seusai dilantik oleh Ketua Umum PSSI di Bandung.
Menurut dia, seleksi pemain khususnya untuk PON XIX/2016 akan dilakukan semaksimal mungkin oleh tim seleksi yang kredible dan memiliki komitmen menjaring pemain secara profesional.
Perekrutan dilakukan secara murni, tim seleksi melepaskan atribut dan asal klub mereka. Karena dengan seleksi secara murni akan menghasilkan atlet yang siap tempur.
"Maaf ya..... tidak akan ada lagi pemain titipan, bila ada pemain titipan kan biasanya golnyapun titipan pula," kata Rachmat.
Lebih lanjut, Rachmat yang juga Bupati Bogor itu menyatakan misi utama Asosiasi PSSI Jabar saat ini menyiapkan tim untuk meraih target medali emas PON XIX/2016.
"Ujian pertama saya sebagai ketua adalah meraih sukses di PON 2016, saya tidak main-main. Selain itu memaksimalkan kompetisi kelompok umur," kata Rachmat.
Asosiasi PSSI Jawa Barar juga meluncurkan program Seribu Bola untuk meningkatkan gairah sepak bola di Jawa Barat serta mengembalikan julukan sebagai Provinsi Sepak Bola.
"Saat ini prestasi Jawa Barat di bayang-bayang daerah lain, itu harus kita terima sekaligus menjadi pemicu untuk bangkit. Dengan potensi pemain terbanyak di Indonesia, kita bisa melakukannya," kata Rachmat.
Kepengurusan Asosiasi Penda PSSI Jawa Barat 2013-2018 dilantik oleh Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husein di Bandung. Rachmat didampingi Wakil Ketua Kolonel Arif Prayitno dan tujuh orang Dewan Eksekutif.