Jumat 25 Apr 2014 17:23 WIB

Gencatan Senjata Berakhir, Pakistan Serang Taliban

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Bilal Ramadhan
Pejuang Taliban di kawasan tribal Pakistan.
Foto: AP/Ishtiaq Mehsud
Pejuang Taliban di kawasan tribal Pakistan.

REPUBLIKA.CO.ID, PESHAWAR– Setelah Gencatan senjata diakhiri secara mendadak antara Pemerintah Pakistan dan Taliban, serangan jet militer langsung membombardir gerilyawan Taliban di wilayah suku Khyber yang berbatasan dengan Afghanistan, Kamis (24/4).

Daerah ini dikenal sebagai daerah penyelundupan tradisional yang terletak di rute pasokan NATO ke Afganistan. Area ini menjadi penghubung bagi beberapa kelompok militan yang memiliki hubungan dengan Taliban Pakistan juga jaringan kriminal lain.

Serangan udara itu merupakan serangan pertama melawan Tehrik Taliban yang dikenal sebagai Taliban Pakistan pasca gencatan senjata. Serangan lain menghantam area di dekat pusat wilayah Peshawar dan pegunungan Tirah, pusat produksi ganja di daerah pegunungan.

Kesepakatan gencatan senjata ini dimulai sejak Maret lalu. Merupakan upaya Perdana Menteri Nawaz Sharif untuk mengadakan pembicaraan damai dengan para militan. Taliban mendeklarasikan gencatan senjata dengan pemerintah resmi diakhiri pada 16 April, namun mereka masih terikat dalam pembicaraan damai.

Pejabat keamanan senior mengatakan serangan pada Kamis menargetkan militan yang bertanggung jawab atas serangan di dekat kota Peshawar Senin malam. Serangan itu menewaskan lima polisi. Grup militan yang sama dikabarkan juga melakukan serangan bom yang menewaskan setidaknya 22 orang pada 9 April di pasar buah Islamabad.

Serangan ini awal mulanya dikleim sebagai ulah faksi nasionalis dari provinsi Baluchistan. Namun, tuduhan tersebut dibantah segera oleh menteri dalam negeri Chaudhry Nisar Ali Khan. Pemerintah hanya memiliki sedikit informasi terkait grup militan mana yang melakukan serangan.

Serangan pada Kamis ini terjadi sehari setelah Khan bertemu dengan komite pemerintahan yang telah berdialog dengan Taliban. Salah satu anggota komite mengatakan pemerintah siap untuk melepas 13 pejuang tingkat rendah Taliban sebagai bagian dari proses membangun kepercayaan. Namun, pemerintah baru akan melakukannya jika Taliban juga membalas dengan sikap yang sama.

‘’Tuntutan kami adalah perdamaian dan kestabilan,’’ katanya anggota komite yang tak disebutkan namanya dikutip The New York Times. Pemerintah mengaku akan menerima permintaan dari Taliban dan mempertimbangkannya.

Upaya perdamaian di Pakistan memiliki hubungan langsung dengan Afghanistan, dimana pasukan tempur Amerika sedang dalam proses meninggalkan negara itu pada akhir tahun ini. Pasukan keamanan Afghanistan secara teratur datang di bawah serangan dari militan yang berbasis di Pakistan .

Pembahasan damai terus dilakukan oleh perwakilan dari pemerintahan Presiden AS Barack Obama, Duta Besar James F. Dobbins dan Penasihat urusan luar negeri Sartaj Aziz pada hari Kamis di Islamabad. Kedua pejabat membahas hubungan Amerika dan Pakistan, proses perdamaian Taliban dan hal-hal lainnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement