REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasio kredit bermasalah (NPL) PT Bank Pembangunan Jawa Barat dan Banten (BJB) mengalami peningkatan. Pada triwulan I-2014, NPL BJB tercatat sebesar 3,8 persen, meningkat 171 bps dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Direktur Utama BJB Bien Subiantoro optimistis perusahaan dapat menekan NPL hingga 2,5 persen pada akhir tahun. Kiat untuk menurunkan NPL tersebut adalah memperbaiki bisnis proses dan model. "Sudah kita sempurnakan," ujar Bien yang ditemui usai Paparan Kinerja BJB Triwulan I-2014, Rabu (30/4).
BJB memperbaiki bisnis proses untuk penangangan kredit. Sebelumnya, satu nasabah dipegang oleh beberapa account officer. Dengan sistem yang baru, semua keperluan kredit satu nasabah dipegang oleh satu account officer. "Satu officer pegang 150 nasabah," ujarnya.
Model bisnis baru tersebut akan mulai diterapkan pada akhir Mei. Bien berharap NPL akan mulai turun pada triwulan III.
Kenaikan NPL pada triwulan I-2014 terjadi di semua segmen kredit, kecuali kredit konsumer. Pada kredit mikro, NPL tercatat 16,4 persen, meningkat 10,7 persen. "Kita targetkan NPL mikro turun jadi 10 persen," ujarnya.
NPL kredit komersial naik 4,1 persen menjadi 11,1 persen. NPL kredit pemilikan rumah (KPR) naik 1,1 persen menjadi 4,1 persen, sedangkan NPL kredit konsumer turun 0,01 persen menjadi 0,11 persen.