REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak mentah dunia melonjak ke tingkat tertinggi dalam sembilan bulan terakhir pada Kamis (12/6) atau Jumat (13/6) pagi WIB. Kenaikan harga minyak karena meningkatnya kekhawatiran bahwa gejolak di Irak akan mengganggu pasokan Timur Tengah.
Patokan harga AS jenis minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, melonjak 2,13 dolar AS dibandingkan dengan penutupan Rabu (11/6) menjadi 106,53 dolar AS per barel, tingkat tertinggi sejak 18 September 2013. Patokan harga Eropa jenis minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli, menguat 3,07 dolar AS menjadi menetap pada 113,02 dolar AS di London Intercontinental Exchange.
Kelompok gerilyawan mendekati Baghdad pada Kamis (12/6) setelah menguasai kota-kota di utara, sehingga Presiden AS Barack Obama mengatakan tim keamanan nasionalnya sedang mempertimbangkan semua pilihan. Menurut para pejabat setempat, karena para gerilyawan mendekati ibukota, pasukan dari wilayah otonom Kurdi Irak mengambil kendali pusat minyak di utara Kirkuk yang disengketakan untuk melindunginya dari serangan kelompok militan.
"Pasar jelas sangat khawatir bahwa ada potensi yang bisa menutup produksi," kata Andy Lebow, pedagang dan pialang di Jefferies Bache.
Lebow mengatakan pasar minyak sudah berhadapan dengan penghentian besar produksi di Libya. "Tidak ada pertanyaan bahwa kita harus kehilangan produksi Irak, yang akan serius," katanya.
Irak adalah produsen minyak mentah terbesar kedua dalam kartel OPEC setelah Arab Saudi, menghasilkan rata-rata sekitar 3,5 juta barel per hari. Negara ini memiliki cadangan minyak mentah terbukti terbesar kelima di dunia.