Oleh: Fitria Andayani
Banyak motif dan tujuan puasa dalam agama lain.
Puasa juga menjadi budaya yang tidak terbantahkan di Indonesia. Sejumlah komunitas adat di Tanah Air melakukan puasa dengan beragam tujuan.
Misalnya saja, di budaya Jawa Kejawen dan Sunda Wiwitan. Khusus peng ikut Kejawen, biasanya mereka melakukan puasa untuk mem peroleh kesaktian.
Mereka meyakini, dengan berpuasa, mereka bisa membersihkan diri dan pikirannya sehingga kekuatan yang dikehendaki bisa masuk ke dalam tubuh dengan mudah.
Terdapat sejumlah puasa yang sering dikerjakan, seperti puasa mutih. Saat melakukan puasa mutih, seseorang tidak dibolehkan memakan apa pun kecuali makanan dan minuman yang berwarna putih dan tidak berasa.
Mereka pun tidak boleh menambah apa pun saat mengonsumi makanan tersebut, termasuk gula dan garam. Sebelum melakukan puasa mutih, seseorang yang akan berpuasa diwajibkan mandi keramas dan membaca mantra.
Ada pula puasa ngeruh. Puasa ini hanya membolehkan seseorang memakan sayuran dan buah-buahan. Tidak diperbolehkan makan daging, ikan, telur, dan sebagainya. Sementara, mereka yang melakukan puasa ngrowot hanya boleh makan buah-buahan yang sama.
Puasa nganyep hanya memperbolehkan orang Kejawen untuk mengonsumsi makanan yang tidak ada rasanya. Puasa ini hampir sama dengan puasa mutih, hanya saja makanannya lebih beragam, namun tetap dengan ketentuan tidak mempunyai rasa.
Puasa nganyep juga memiliki kemiripan dengan puasa ngasrep, namun pada puasa ini aturannya ditambah, yaitu seseorang hanya diperbolehkan minum tiga kali saja sehari.
Selain itu, dikenal juga puasa ngidang yang hanya memperbolehkan pelakunya memakan dedaunan dan air putih. Lain lagi dengan puasa ngepel yang meng haruskan pelakunya hanya memakan satu kepal nasi saja dalam sehari.