Puasa Dalam Komunitas Adat (3-habis)

Red: Chairul Akhmad

Rabu 18 Jun 2014 15:33 WIB

Ibadah puasa tak hanya dikenal dalam ajaran Islam. Foto: Yourweightlossaid.com Ibadah puasa tak hanya dikenal dalam ajaran Islam.

Oleh: Fitria Andayani

Kawalun di Baduy

Selain komunitas Kejawen, suku Baduy juga mengenal tradisi berpuasa yang dikenal dengan istilah kawalun. Suku Baduy melakukan puasa tersebut untuk menyucikan diri dari nafsu jahat.

Puasa biasanya dilakukan selama tiga bulan pada tanggal 16 Kasa atau pada Februari hingga April setiap tahunnya.

Mereka harus berpuasa sejak dini hari hingga waktu petang saat matahari tenggelam. Penentuan Kawalun diatur oleh seorang Pu’un. Semua orang dewasa dan anak laki-laki yang telah disunat wajib melaksanakan puasa tersebut.

Sebelum melakukan Kawalun, orang Baduy terlebih dahulu harus membersihkan lingkungan, seperti halaman, kampung, jalan, dan sebagainya. Barang-barang yang datang dari luar pun harus dikeluarkan dari kampung.

Dalam masa kawalun, orang asing dilarang masuk ke dalam perkampungan orang Baduy. Sebaliknya, orang Baduy pun dilarang bepergian jauh.

Untuk berbuka puasa, mereka menyiapkan sesajen yang berisi umbut enau, umbut seel pahit, nasi merah, nasi kuning, nasi ketan peuceuk, daging kancil, ikan badar, ikan cenang, dan susuh. Ketika tiba waktu berbuka, isi sesajen dibuka dan dibagikan untuk dicicipi oleh semua orang yang hadir di balai kapuunan.

Setelah sesajen habis, baru nasi dan lauk-pauk dihidangkan sebagai makanan utama. Makanan tersebut diwadahi pada piring besar atau panjang. Biasanya, tiga orang makan dalam satu wadah.

Setelah itu, mereka makan buah-buahan sebagai pencuci mulut. Kalau tidak ada, mereka minum wayu atau tuak asam. Dengan demikian, selesailah puasa hari itu.

Terpopuler