Antagonisme Puasa (1)

Red: Chairul Akhmad

Senin 23 Jun 2014 22:18 WIB

Puasa dalam konsepsi Islam merupakan aktivitas spiritual yang bertabur ajaran perilaku. Foto: Republika/Tahta Aidilla Puasa dalam konsepsi Islam merupakan aktivitas spiritual yang bertabur ajaran perilaku.

Oleh: Saharuddin Daming

Ramadhan adalah momentum historis yang sangat dinanti-nantikan oleh umat Islam seantero dunia.

Selain karena pada bulan Ramadhan diturunkan Alquran untuk pertama kalinya, juga karena dalam bulan tersebut kaum Muslimin diamanatkan untuk melaku kan penyucian diri melalui ibadah puasa.

Namun, ritual penyucian diri dimaksud sangat berbeda dengan tradisi sejumlah agama dan kepercayaan lain.

Ritual puasa yang ditampakkan melalui penghentian makan, minum, hubungan seksual, hingga aktivitas yang menyimpang kesucian Ramadhan tidak dilakukan dengan seremonial khusus sebagaimana yang terjadi dalam konsep penyucian diri menurut tradisi agama dan kepercayaan lain.

Puasa bagi umat Islam cukup dengan sahur sebelum Subuh sebagai tanda start dan berbuka di waktu maghrib sebagai finis.

Syekh Abdullah Yusuf Ali memosisikan puasa sebagai satu-satunya bentuk pengabdian dalam Islam dari seorang hamba kepada Khaliknya melalui pengorbanan kepentingan diri sendiri dengan menahan seluruh gejolak biologis.

Prosesi ritual seperti ini sebenarnya bukan hal baru. Sebab, puasa sebagai aktivitas ritual, tidak hanya sekadar di kenal, tetapi juga diamalkan oleh berbagai kalangan di luar Islam.

Dengan deskripsi tersebut, puasa dalam konteks sosioreligius memang bukanlah sekadar ekspresi ritual yang bersifat verbalistik, melainkan the highest value puasa dalam perspektif Islam tidak lain adalah self restraint (pengendalian diri).

Tak cuma itu, puasa juga mengemban misi sebagai sarana pendidikan dan latihan untuk mengawal konsistensi kita dalam 11 bulan lainnya.

Uniknya, meski puasa dalam konsepsi Islam merupakan aktivitas spiritual yang bertabur ajaran perilaku dalam di mensi sosial ekonomi budaya yang sangat spektakuler, pola perilaku yang direfleksikan dalam realitas kehidupan umat dari masa ke masa ternyata sering paradoks.

Hasil survei umumnya berkesimpulan bahwa pelaksanaan puasa ternyata selain gagal memperkecil pengeluaran maupun meningkatkan saving, tetapi puasa justru melahirkan hal yang sebaliknya.

*Mantan Komisioner Komnas HAM.

Terpopuler