REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bulan ramadhan tinggal beberapa hari lagi. Hal tersebut menandakan, umat Islam akan melaksanakan ibadah puasa. Untuk itu, dalam rangka menyambut bulan ramadhan Majlis Ulama Indonesia (MUI) menyerukan lima hal yang harus disikapi selama bulan ramadhan.
Wakil sekretaris jenderal MUI, Noor Ahmad yang membacakan kelima seruan tersebut, antara lain, umat Islam pada saat bulan ramadhan agar lebih meningkatkan keimanan. Sehingga, bisa mengharapkan ridha dari Allah SWT dalam suasana hati yang sejuk. Selain itu, mengajak kepada seluruh organisasi islam untuk mengisi bulan ramadhan. Tujuannya untuk memberikan pengayaan nilai dan khazanah ramadhan.
Selanjutnya, kata Noor, sebagai bulan ibadah dan bulan amal maka, dihimbau kepada umat Islam untuk meningkatkan amal sholeh dengan membantu kamu dhuafa. “MUI mendorong perusahaan-perusahaan untuk mengeluarkan tanggung jawab sosialnya,” ujar, Noor, Selasa (24/6), saat acara jumpa pers di kantor MUI.
Lebih lanjut, Noor menjelaskan, MUI berharap kepada semua pihak untuk bersama-sama menciptakan keharmonisan dengan mengembangkan toleransi. Selain itu, tutur Noor, kearifan juga harus tetap dijaga.
Ketua umum MUI, Din Syamsuddin mengatakan, perbedaan awal ramadhan tahun ini kemungkinan akan mengalami perbedaan. Meski demikian, kata Din, berharap umat Islam untuk saling menghormati perbedaan tersebut.
Din menuturkan, perbedaan penentuan awal ramadhan jangan sampai terjebak kepada pertentangan. Sebab, kata Din, perselisihan bisa mengakibatkan terjadinya konflik yang berujung kepada kekerasan.
Dalam kesempatan yang sama, Teungku Zulkarnaen mengatakan, bulan ramadhan tahun bertepatan dengan momentum pemilihan presiden. Untuk itu, kata Teungku Zulkarnen, selain dihimbau untuk meningkatkan ketakwaan juga berharap menjaga sikap pada saat pemilihan presiden nanti.
Tujuannya, kata Teungku Zulkarnaen, agar ukhwah islamiyah bisa terjaga pada saat bulan ramadhan. “Jangan sampai umat Islam tercabik-cabik,” tegas Teungku Zulkarnaen.