REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jamaah Masjid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Jakarta mulai menjalankan ibadah shalat tarawih pertama malam ini, Jumat (27/6). Diikuti kurang lebih sekitar 100 jamaah, shalat tarawih dilaksanakan tepat pada pukul 19.45 WIB dipimpin oleh Imam Agustri Sundani yang juga merupakan kordinator Dakwah Khusus PP Muhammadiyah.
Agustri dalam ceramahnya mengatakan hingga matahari terbenam bulan masih diatas ufuk 0 derajat 30 menit 40 detik yang berdasarkan metode hisab Hakiki Wujudul Hilal, Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan pada hari Jumat. Shalat Tarawih ini juga sekaligus menandai mulai Sabtu warga Muhammadiyah mulai menjalankan ibadah puasa.
"Muhammadiyah yakin dengan metode ini, ramadhan sudah masuk malam ini," kata Agustri di Masjid PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat (27/6).
Sementara Pemerintah baru akan menetapkan 1 Ramadhan melalui hasil keputusan rukyat yang jatuh pada hari Ahad (29/6).
Meski berbeda mengenai pelaksanaan pertama puasa, Agustri tidak mempermasalahkan hal tersebut. Menurutnya, perbedaan pelaksanaan puasa hendaknya tidak menjadi perdebatan umat muslim pada umumnya. Pasalnya, perbedaan terjadi karena metode penentuannya saja.
Dikatakan Agustri, justru harus dimaknai adalah kehadiran bulan Ramadhan itu sendiri. "Ada esensi yang harus dilihat umat muslim, yakni ketakwaannya," ujar Agustri.
Salah satu jamaah shalat, Shinta Ulan (26) yang rela datang dari Kalibata untuk menjalankan shalat tarawih pertamanya tersebut mengatakan perdebatan mengenai penentuan puasa tidak perlu diperpanjang. Pasalnya, Ia menilai hal itu kerap terjadi setiap tahun. Namun, yang terpenting bagi umat muslim bisa dengan leluasa menjalankan ibadah sesuai keyakinannya.
"Sudah biasa kayak gini ya mbak, yang penting mah kita saling hargai ajalah," ujar perempuan asal Malang itu.