Puasa, Transaksi Pegadaian Meningkat

Rep: Lilis Handayani/ Red: Muhammad Hafil

Ahad 29 Jun 2014 13:19 WIB

Petugas melayani nasabah di kantor pelayanan Pegadaian Syariah, Jakarta. Foto: Republika/Prayogi Petugas melayani nasabah di kantor pelayanan Pegadaian Syariah, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Memasuki bulan puasa, kebutuhan masyarakat cukup tinggi. Sebagian di antara mereka pun memilih menggadaikan barangnya ke Pegadaian. Kondisi itu mengakibatkan transaksi di Pegadaian meningkat.

‘’Sejak menjelang puasa, transaksi gadai meningkat lima sampai sepuluh persen,’’ ujar Pimpinan Pegadaian Cabang Indramayu, Lilies Soelistijawati, akhir pekan kemarin.

Lilies mengatakan, berdasarkan pengalaman, peningkatan gadai itu biasanya akan lebih meningkat lagi selama puasa. Hal itu disebabkan kemungkinan akibat meningkatnya kebutuhan masyarakat selama puasa.

Ketika ditanyakan mengenai nilai transaksinya, Lilies enggan menyebutkan. Dia menyatakan, berdasarkan kebijakan pimpinannya, besaran nilai transaksi tidak bisa disebutkan.

Menurut Lilies, 90 persen barang yang digadaikan masyarakat berupa perhiasan emas dan logam mulia. Sedangkan sisanya, berupa peralatan elektronik, seperti laptop, handphone, televisi dan tape recorder.

Lilies mengatakan, transaksi gadai akan menurun saat menjelang lebaran. Bahkan, transaksi penebusan yang justru akan meningkat. Pasalnya, perhiasan yang digadaikan masyarakat biasanya akan digunakan terlebih dulu untuk menghias diri di hari lebaran. 

‘’Nanti setelah lebaran, perhiasan itu kembali digadaikan sehingga transaksi gadai akan meningkat,’’ terang Lilies. 

Salah seorang warga Kecamatan Balongan, Sriyanti, mengaku menggadaikan perhiasan emas miliknya seminggu sebelum puasa lalu. Dia menjelaskan, uang hasil gadai perhiasan berupa kalung dan gelang sebesar 15 gram miliknya itu digunakannya untuk membeli kebutuhan lebaran, terutama pakaian.

‘’Ya buat beli baju baru untuk anak-anak, orang tua dan mertua. Saya sisihkan juga untuk kebutuhan masak-masak saat lebaran nanti,’’ tutur Sriyanti. 

 

Terpopuler