REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Harus diakui, pemahaman umat Islam di Tengger, Jawa Timur, masih rendah. Itu sebabnya, bulan suci Ramadhan merupakan momentum para dai untuk mempertebal keyakinan Muslim Tengger terhadap Islam.
Salah satu da’i yang bertugas di pedalaman Tengger, Jawa Timur, Mujtahid Ja’far mengakui belum semua masyarakat menyadari puasa itu kewajiban. Ini terjadi, lantaran sentuhan nilai-nilai Keislaman terhadap masyarakat masih rendah.
Ja’far bersama tujuh da’i lainya pun terus memberikan penyadaran kepada masyarakat tentang nilai-nilai Islam. Selain itu, setiap harinya, Ja’far terus melakukan pemantauan ke empat Masjid yang ada pada empat dusun di Tengger. “Buka puasa bersama mengawali hari pertama ramadhan,” katanya.
Selain itu, para dai juga aktif membangunkan sahur umat Islam. Ini dilakukan agar masyarakat bisa melaksanakan sahur. Selain itu, para dai juga mengubah pola tadarus. Jika sebelumnya, dilakukan selepas shalat Tarawih. Saat ini, tadarus dilakukan sebelum shalat Tarawih.
Ja’far mengakui, butuh kesabaran dalam mengajarkan nilai-nilai keislaman pada masyarakat pedalaman Tengger, Jawa Timur. Menurutnya, tantangan yang dihadapi yaitu kondisi alam dan sosial kemasyarakat yang masih dipengaruhi oleh agama Hindu.