Dai Pedalaman Syiar Lewat Udara (1)

Rep: c67/ Red: Damanhuri Zuhri

Selasa 01 Jul 2014 05:50 WIB

Pemancar radio. Ilustrasi Foto: . Pemancar radio. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,

Selama Ramadhan radio banyak siarkan acara religius.

JAKARTA -- Radio dianggap alat dakwah efektif, termasuk saat Ramadhan. Beragam cara disiapkan stasiun radio untuk menambah wawasan keagamaan.

''Kami sajikan program berbeda,'' ungkap Manajer Program Radio Dakta Dany Wahab kepada Republika akhir perkan lalu.

 

Mozaik Ramadhan merupakan yang diandalkan. Melalui program ini, Dakta menghadirkan dai yang bertugas di pedalaman. Mereka mengisahkan dakwah yang diembannya. Semoga, kata dia, membuahkan inspirasi.

 

Ada 10 dai pedalaman yang mengisi. Selama sebulan, secara bergantian mereka berbagi pengalaman. Para dai dihadirkan dalam Mutiara Ramadhan yang dimulai pukul 15.30 WIB hingga 16.30 WIB. Mereka menyampaikan tausiyah Islam.

 

Ustaz Tarmidzi Firdaus, Abu Bakar Abda, Miqdad Ali, dan Bagus Harnowo merupakan dai yang mengisi program tersebut setiap hari. Mereka dari latar belakang ormas Islam berbeda. ''Kami mengadakan program off air berupa iktikaf,'' ujar Dany.

Menurut dia, iktikaf berlangsung pada 10 hari terakhir Ramadhan. Tak hanya itu, setiap Sabtu pada pukul 13.00 hingga 16.00 WIB, Dakta melakukan ngabuburit  di pusat perbelanjaan. ''Kami namakan Galeri Ramadhan.''

Targetnya adalah remaja dan anak-anak muda. Ini bukan hura-hura, melainkan bagian dari syiar. Para ustaz hadir di pusat perbelanjaan mengajak anak-anak muda mencintai Islam. Dany mengakui, teknologi informasi kini kian berkembang.

 

Meski demikian, ia meyakini radio masih efektif sebagai media menyampaikan informasi. Radio berguna bagi orang yang tak banyak memiliki waktu mencari informasi. Misalnya, mereka yang berada di perjalanan.

Efektivitas diukur melalui respons pendengar. Mereka melakukannya lewat telepon, pesan pendek, twitter, dan facebook. Manajer Program Radio JIC Ade Suhadi ingin saat Ramadhan, pihaknya menjangkau semua kalangan.

 

Terpopuler