REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah yayasan penyalur pembantu rumah tangga mengaku kesulitan mencari pembantu sementara atau infal untuk bekerja selama mudik Lebaran, padahal permintaan mulai meningkat.
"Permintaan pembantu infal banyak, tetapi kami tidak mampu menyediakan, mungkin karena kebanyakan dari mereka yang dulunya bekerja sebagai pembantu infal kini bekerja sebagai buruh pabrik dan TKW," ujar pengurus Yayasan Karya Sejahtera Nusantara, Arin (40), Kemayoran, Jakarta, Kamis (3/7).
Pada tahun 2012, yayasan penyalur pembantu rumah tangga itu menerima 50 permintaan pembantu infal, tetapi hanya mampu menyediakan 30-an pembantu. Sementara itu, pada tahun 2013, hanya mampu menyalurkan 50-an dari 100 permintaan pembantu infal.
"Awal Ramadan kali ini, permintaan ke yayasan kami sudah ada 50 penelepon yang menanyakan pembantu infal," katanya.
Biasanya permintaan infal ramai pada 10 hari menjelang Lebaran, dan kebanyakan pelanggan mencari infal untuk menggantikan pembantu mereka yang mudik Lebaran.
"Saat ini pembantu infal kami masih kosong. Akan tetapi, dua minggu menjelang Lebaran, pembantu infal ini baru datang ke sini. Namun, tidak sebanyak permintaan pembantu infal yang makin banyak menjelang Lebaran," katanya.
Pembantu infal biasanya mulai bekerja pada H-10 Lebaran. Upah dan lama bekerja tergantung perjanjian antara pembantu dan majikan.
Yayasan itu, kebanyakan menyalurkan pembantu infal yang berasal dari Jawa Tengah, dan dari Jakarta yang tidak pulang kampung untuk Lebaran. "Umur mereka rata-rata 30 hingga 50 tahun, memilih menjadi pembantu infal karena butuh uang tambahan dan upah yang diterima cukup besar dibanding menjadi pembantu harian atau bulanan," tuturnya.
Senada dengan Arin, pembantu infal Ani (43) asal Semarang mengatakan bahwa menjadi pembantu infal di Jakarta itu upahnya besar dibanding di daerah. "Di Jakarta kami biasanya diberi upah oleh majikan di atas Rp100 ribu per hari, kalau di daerah cuma Rp30 ribu per hari," kata Ani yang telah bekerja sebagai pembantu infal selama lima tahun.
Sementara itu, pengurus Yayasan Tridharma, Lina (45), berharap pada Ramadan 1435 Hijriah ini bisa menyalurkan lebih banyak pembantu infal mengingat persaingan saat ini cukup keras. Ia juga mengatakan bahwa saat ini yayasan khusus penyalur pembantu terlalu banyak, jadi mencari pembantu tidak susah dan upah yang ditawarkan bervariasi berkisar Rp900 ribu--Rp2 juta per bulan.
"Di kawasan ini saja, yayasan penyalur pembantu ada sembilan, bagaimana di daerah lain? Belum lagi, bersaing dengan penyalur TKW di daerah-daerah," kata pengurus yayasan yang berlokasi di kawasan Kemayoran Jakarta.