REPUBLIKA.CO.ID, Ternyata, berbuka dengan air putih dan beberapa biji kurma sudah sangat nikmat. Aisyah memutuskan untuk berislam pada 14 Juni 2013. Ia harus menanggung konsekuensi kehilangan keluarga. Ia tak diterima mereka setelah berpindah agama.
Akhirnya, ia memantapkan hati meninggalkan kotanya. Kota yang ditujunya Bandung. Ia melangkah ke sebuah pondok pesantren. Ia berharap ada bimbingan mualaf di sana. Namun ternyata, tak ada program semacam itu.
Ia akhirnya pasrah harus menghadapi Ramadhan tahun itu tanpa tempat tinggal. Beruntung, akhirnya seorang ibu datang menawarkan bantuan. Bukan hanya tempat tinggal, melainkan ibu itu juga mengajarinya shalat dan puasa.
Selain itu, Hanny Kristianto mengucapkan syahadat pada 2013 lalu. Menurutnya, agama yang dulu ia peluk juga mengajarkan puasa, tetapi bukan kewajiban. Ia mengaku tak begitu terkendala dalam menjalankan puasa. Ia merasa beruntung memperoleh hidayah menjadi pemeluk Islam.
Dengan keyakinan seperti itulah, Hanny bertahan menjalankan ibadah puasa. Bahkan pada Ramadhan, ia merasa mengalami perubahan ke arah lebih baik. Ia memiliki banyak waktu mendalami agama barunya. “Yang lebih menyenangkan, tali silaturahim lebih terasa.”
Sri Nur Naningsih telah lima kali ini puasa Ramadhan. Ia selama ini memperoleh pembinaan dari Yayasan Baitul Maqdis, Kampung Sawah, Bekasi, Jawa Barat. Menurutnya, dalam kurun lima tahun itu puasanya terus mengalami peningkatan.
Rasa berat melaksanakan ibadah puasa, seperti saat pertama kali, kini lambat laun hilang. “Sekarang alhamdulillah lancar,” ujar Sri. Selepas Zhuhur, biasanya ia membaca dua surah. Ia pun sudah banyak memperoleh pemahaman tentang Islam.
Pendiri Mualaf Center Indonesia (MCI) Steven Indra Wibowo mengatakan, setiap tahunnya jumlah mualaf meningkat. Sayangnya, pertumbuhan ini tak diimbangi pembinaan. Akibatnya, banyak mualaf terabaikan dan tanpa pengetahuan memadai tentang Islam.
Ia mengatakan, dari awal tahun 2014 hingga saat ini, jumlah mualaf yang terdata di MCI berjumlah 217 orang. Pada 2013, total mualaf yang terdata 1.027 orang. Ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 1.012 orang.
Mereka berasal dari Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Makassar. Steven mengatakan, MCI selama ini melakukan pembinaan. Terutama, mengenai tata cara shalat dan mengaji. “Kami mengandalkan relawan di setiap kota.”