Kekuatan Kekitaan (1)

Red: Damanhuri Zuhri

Kamis 10 Jul 2014 14:17 WIB

Wakil Menteri Agama, Nasaruddin Umar. Foto: Republika/Agung Supri Wakil Menteri Agama, Nasaruddin Umar.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Nasaruddin Umar

Kekuatan kekitaan (the power of we) disebutkan dalam sejumlah ayat dan hadis. Istilahnya dalam Islam ialah nahnu sepadan dengan we dalam bahasa Inggris, berarti kami atau kita. Kata ini menunjukkan jamak.

Alquran dan hadis sangat menekankan kerja kolektif (jamaah). Banyak sekali ayat menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan dan melarang kita untuk bercerai-berai.

Dan, berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuh-musuhan maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya.” (QS Ali Imran [3:103]).

Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat.” (QS Ali"Imran [3:105]).

Di samping ayat, juga ditemukan banyak hadis yang menekankan pentingnya kebersamaan dan persatuan. Hadis Nabi SAW lebih tegas menjanjikan berkah bagi kehidupan berjamaah (al-barakat fi al-jama"ah).

Seolah-olah, di luar jamaah tidak ada jaminan berkah. Berkah itu ialah keuntungan besar yang diperoleh dari sebuah usaha kecil.

Perbandingan antara shalat sendiri-sendiri dengan shalat berjamaah 1:27. Artinya, 27 kali lebih utama shalat itu manakala dilakasanakan secara berjamaah.

Dalam hadis Nabi SAW juga pernah diungkapkan, doa yang dipanjatkan secara berjamaah lebih kuat daripada doa sendiri-sendiri. Bukan hanya dalam soal ibadah, tetapi juga amal-amal sosial dianjurkan dilaksanakan dengan bejamaah.

Terpopuler