PITI Beri Santuni 13 Ribu Anak Dhuafa

Red: Agung Sasongko

Jumat 11 Jul 2014 18:52 WIB

Dhuafa Foto: Republika/Tahta Aidilla Dhuafa

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) wilayah Malang Raya memberikan santunan pada 13.500 kaum duafa dan anak yatim yang ada di wilayah Kota dan Kabupaten Malang serta Kota Batu.

Ketua PITI Malang Raya Moch Anton, Jumat, mengatakan anak yatim dan yatim piatu, baik dari panti asuhan maupun yang tinggal bersama ibu atau saudaranya sebanyak 10.000 anak. Setiap anak yatim mendapatkan bingkisan dan uang tunai masing-masing sebesar Rp100 ribu.

"Sebagian besar atau sekitar 60 persen anak yatim yang mendapatkan santunan memang dari panti asuhan dan 40 persen lainnya dari luar panti asuhan. Idealnya memang 50:50, tapi tidak mudah mendapatkan data anak yatim yang tidak tinggal di panti asuhan," katanya.

Ia mengatakan setiap tahun jumlah anak yatim selalu bertambah dan diharapkan pemerintah juga ikut berperan mengurangi jumlah anak yatim.

Langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi jumlah anak yatim itu bisa melalui peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Jika warga mudah mendapat pelayanan kesehatan berkualitas, potensi meninggal terlalu dini bisa ditekan dan angka perceraian akibat kematian pun bisa berkurang.

"Saya akan terus berusaha menyejahterakan warga Kota Malang, meski keinginan itu tidak mudah. Saya akan melakukannya secara bertahap melalui berbagai program yang peduli pada masyarakat kecil," kata Anton yang juga Wali Kota Malang tersebut.

Selain memberi santunan kepada 10.000 anak yatim, PITI juga memberi santunan kepada 3.500 kaum duafa. Hanya saja santunan yang diberikan pada kaum duafa itu bukan berupa uang tunai, melainkan berupa sembako. Sembako yang dibagikan pada 3.500 duafa tersebut berupa lima kilogram beras, dua kilogram gula pasir dan minyak goreng ukuran dua liter serta nasi kotak untuk berbuka bersama.

Jika tahun lalu pembagian santunan dan sembako pada anak yatim dan duafa menjadi satu, tahun ini dipisahkan agar tidak sampai berdesakan. Belasan ribu anak yatim dan kaum duafa tersebut datang dari berbagai daerah di wilayah Malang raya dengan menggunakan berbagai kendaraan, mulai bus, truk serta angkutan kota (angkot).

Pembagian santunan tersebut dipusatkan di Baiduri Sepah Resto and Cafe di Tlogomas. Karena banyaknya kendaraan yang parkir, arus lalu lintas di sepanjang jalan Raya Tlogomas macet total sejak siang hingga menjelang Maghrib.

Pembagian santunan tersebut juga dihadiri seluruh kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan Muspida di lingkungan Pemkot Malang serta perwakilan dari Pemkab Malang dan Kota Batu.

Terpopuler