REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT, KALTENG -- Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, melalui tim gabungan memeriksa kesehatan sopir angkutan mudik dan kelaikan armada yang digunakan.
"Baik sopir maupun kendaraan akan kita cek kondisinya. Tentunya bekerjasama dengan instansi terkait seperti petugas dari Dinas Kesehatan," kata Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kotim, Rustam Fuadi, di Sampit, Ahad.
Pemeriksaan itu dinilai sangat penting, untuk memberikan rasa aman bagi pengguna angkutan lebaran. Dishubkominfo juga akan membangun sejumlah posko di kawasan konsentrasi calon pemudik, seperti di terminal, pelabuhan dan bandara. Posko-posko tersebut didirikan sejak H-10 lebaran Idul Fitri.
"Posko itu akan diisi bersama instansi terkait lainnya. Kami berharap posko arus mudik ini mampu memberikan pelayanan dan bantuan bagi pemudik, sehingga arus mudik tahun ini dapat berjalan dengan lancar," jelas Rustam.
Konsentrasi kepadatan pemudik diperkirakan akan terjadi kawasan Pelabuhan Sampit dan Terminal Patih Rumbih. Khususnya di Pelabuhan Sampit, jumlah penumpang mudik melalui pelabuhan ini menuju Semarang dan Surabaya mencapai puluhan ribu orang tiap musim mudik lebaran.
Dishubkominfo juga berkoordinasi dengan instansi terkait untuk penyelenggaraan arus mudik melalui jalur darat. Titik-titik rawan kecelakaan menjadi perhatian serius untuk menekan potensi kecelakaan.
Untuk penumpang mudik di Pelabuhan Sampit tahun ini diperkirakan mencapai 52.451 orang atau naik 10.000 dibanding tahun lalu. Ada 18 call atau keberangkatan kapal yang akan mengangkut pemudik dari Sampit menuju Semarang dan Surabaya, terhitung tanggal 13 hingga 26 Juli mendatang.
Sampai sejauh ini arus mudik di Pelabuhan Sampit berjalan lancar dan diharapkan tidak ada kendala hingga arus balik nanti. Puncak arus mudik diperkirakan mulai terjadi pada H-7 hingga H-2 lebaran nanti.