REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengupayakan agar jembatan comal, Pemalang, Jawa Tengah yang ambles pekan lalu bisa segera dilalui. Ditargetkan pada Kamis (24/7) jembatan tersebut bisa kembali beroperasi.
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto mengatakan saat ini Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga sedang melakukan penanganan darurat atas amblesnya tanah di Jembatan Comal itu.
“Permasalahannya adalah air yang menggerus pondasi jembatan sehingga pondasinya agak turun, oleh sebab itu saya tutup total, yang satu diusahakan dapat dibuka hari Kamis, mudah-mudahan tidak ada hal yang aneh lagi sehingga bisa dibuka,” kata Menteri PU, Selasa (22/7).
Ia mengungkapkan, bagian selatan (dari sisi Jakarta) Jembatan Comal sudah agak parah dan bagian utara sedang diperbaiki agar bisa difungsikan secepatnya dan dapat diselesaikan Rabu (23/7). Jika tidak ada kendala, maka besoknya bisa dapat dibuka kembali.
“Kita baru akan membuka itu kalau ada jaminan dari segi teknis bahwa itu aman, selama masih menanggung resiko bahaya saya tidak akan membuka itu. Sedangkan yang selatan tidak bisa dibuka, yang dibuka hanya satu jembatan saja yaitu bagian utara,” katanya.
Sementara itu Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Djoko Murjanto mengatakan, sisi selatan penurunannya lebih parah dan tidak bisa ditangani secara darurat harus ditangani secara struktural. Untuk pelaksanaannya masih belum dapat dilakukan karena sampai saat ini masih terjadi penurunan secara drastis.
“Jadi jembatan rangkanya yang ada sementara itu kita evaluasi masih baik dan tidak bermasalah, kalau rangkanya ada yang patah ya kita ganti tapi sampai saat ini baik-baik saja,” ungkap Dirjen Bina Marga.
Menurut Djoko Murjanto, nantinya, apabila jembatan tersebut sudah ditangani, akan dibatasi kendaraan yang melewatinya, yaitu yang boleh lewat hanya kendaraan kecil/sedan saja. Selanjutnya, apabila tidak ada penurunan, maka dilanjutkan bis, lalu truk dan seterusnya.
“Nantinya begitu ada perubahan penurunan tanah, akan langsung kami stop, itu perilaku tanahnya sangat dinamis sekali, setiap jam berbeda. Namun disana ada tim yang memantau selama 24 jam,” tambah Djoko Murjanto.