REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Pemerintah Makkah telah meningkatkan pengamanan, demi mengatasi lonjakan peziarah di kota suci selama sepuluh terakhir bulan Ramadhan. Pasukan keamanan yang bertugas, mengharuskan para peziarah menggunakan pakaian 'ihram' bila ingin masuk Masjidil Haram.
Barikade pasukan keamanan pun sudah dibentuk, dan berjaga di setiap pintu masuk serta gerbang. Penjagaan ketat tersebut, ternyata sedikit menyulitkan banyak peziarah.
Pasukan khusus di bawah korps diplomatik Saudi, yang ditugaskan untuk manajemen pengendalian massa, melarang para jamaah duduk sembarangan di sekitar Masjidil Haram, baik di luar atau di dalam. Sehingga banyak peziarah kesulitan menemukan tempat untuk ikut salat malam berjamaah di Masjidil Haram.
Meski begitu, Kementerian Kesehatan sudah menyusun rencana khusus, demi menangani beragam kasus darurat, terutama pada malam ke-27 Ramadhan. Di malam itu, banyak umat Islam meyakini takdirnya akan ditentukan.
Tim darurat telah bersiaga tinggi, bahkan beberapa tim ditempatkan di Taif dan Jeddah, khusus menangani kasus kecelakaan. Kementerian menjelaskan, beberapa kali kecelakaan terjadi di jalan raya Riyadh, Jeddah, serta Madinah.
Menurut Abdul Wahab Shubaily, dari Kementerian Kesehatan di Makkah, Rumah Sakit Al Noor dan King Abdullah Medical City juga sudah waspada, menerima berbagai kasus darurat yang akan di bawa oleh helikopter dari lokasi kecelakaan. Pasukan keamanan penerbangan, memang tengah melakukan pengawasan dari udara untuk melihat kondisi jalan.
Mereka mengidentifikasi kemacetan lalu lintas di kota, agar dapat memberikan bantuan kemanusiaan, operasi keamanan, dan dukungan logistik kepada lembaga pemerintah penting selama bulan puasa. "Delapan helikopter mengambil bagian dalam operasi pengawasan," ujar Mohammed Al-Harbi, kepala penerbangan keamanan, seperti dilansir dari Arab News, (22/7).
Ia menambahkan, kawasan utama Masjidil Haram, serta jalan raya yang menghubungkan Makkah ke Jeddah, dan Madinah ke Riyadh terus dipantau dari atas. Pertahanan Sipil pun sudah mendirikan enam tim khusus untuk membantu kasus medial terkait.
"Kami telah mengerahkan personil Pertahanan Sipil di dalam Masjidil Haram, guna membantu jamaah," kata Kolonel Saleh Al-Olayani, dari Pertahanan Sipil Makkah. Menurutnya, bila ada jamaah yang tiba-tiba jatuh sakit, dapat menghambat lalu lintas peziarah, maka tim keamanan bertugas di dalam Masjid, untuk mengawasi peziarah sakit, serta lanjut usia, agar bisa segera dibawa ke Rumah Sakit dengan Ambulan.
"Kekuatan siaga yang diawasi oleh 25 perwira senior, akan sangat membantu personil Pertahanan Sipi di lapangan," ujar Kolonel Saleh. Ia menjelaskan, tim Pertahanan Sipil juga bakal memantau pergerakan jamaah umroh melalui kamera CCTV, yang mencakup seluruh kabupaten di Makkah.
Melansir OnIslamnet, pemerintah Makkah, menegaskan akan berperan aktif dalam melayani para jaamah Masjid. Pengaturan serta pengawasan langsung dari pemerintah pun sudah dibuat, demi memastikan kelancara arus jamaah.