REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Arus puncak di Pelabuhan Gilimanuk, Bali Barat terjadi Jumat (25/7) malam. Untuk bisa naik ke kapal penyeberangan, kata H Suwandoko, dia memerlukan waktu sekitar 13 jam.
"Saya sudah antre sejak pukul 16.00 wita hari Jumat, namun baru bisa naik ke kapal sekitar 05.30 wita, Sabtu setelah azan subuh," katanya menjelaskan.
Warga Lamongan yang menekuni bisnis di Denpasar itu, kepada Republika mengatakan, dia sudah memprediksi di Gilimanuk akan terjadi kemacetan.
Namun dia tidak pernah memperkirakan kalau harus mengantre selama 13 jam lebih. Tahun lalu, dia mengantre pada hari puncak, hanya delapan jam.
Sementara itu, arus penyeberangan di Plebuhan Gilimanuk, berangsur berkurang pada Sabtu siang. Menurut warga Jawa Timur lainnya,
Imam Syamsuddin hanya memerlukan waktu sekitar delapan jam mengantre. Tiba di Gilimanuk sekitar pukul 06.00 wita, dia baru mendapatkan giliran naik ke kapal sekitar pukul 13.30 wita.
Menurut Imam, sbenarnya dia sudah berangkat dari Denpasar Jumat pukul 10.00 wita. Karena di tengah perjalanan dia mengantuk, maka terpaksa tidur di sekitar dekat masjid di Negara dan baru melanjutkan perjalanan setelah shalat subuh.
"Ya, saya bersyukur juga dapat beristirahat di Negara. Kalau mengantre dalam kondisi mengantuk, berat juga di perjalanan berikutnya, karena tidak dapat beristirahat dengan maksimal," katanya.