Aksi Saling Lempar Batu Warnai Takbiran di Ambon

Red: Didi Purwadi

Senin 28 Jul 2014 17:00 WIB

  Pawai malam takbiran (ilustrasi). Foto: Republika/Agung Supri Pawai malam takbiran (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Aksi saling lempar batu mewarnai pawai takbir keliling menyambut Idul Fitri 1435 Hijriah di Kota Ambon, provinsi Maluku, Minggu malam.

Peristiwa itu terjadi di kawasan Pohon Puleh hingga ruas jalan depan kampus PGSD Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon dan Mangga Dua, Kecamatan Nusaniwe, saat ratusan warga yang melakukan takbiran dengan berjalan kaki memaksa untuk melewati kawasan tersebut yang dijaga ketat puluhan personil polisi dan Brimob Polda Maluku.

Sebelumnya ratusan warga ini juga telah dicegat aparat kepolisian dan TNI yang bertugas menjaga ketat dan menutup ruas jalan AY Patty yang dinyatakan tertutup untuk pawai takbiran keliling.

Tetapi, warga yang pawai memaksakan diri untuk menerobos barikade aparat kepolisian dan TNI yang bersiaga di kawasan tersebut, sehingga aparat akhirnya membiarkan mereka melewati ruas jalan utama tersebut, menuju ke ruas jalan AM Sangadji, kemudian ke Pohon Puleh, ruas jalan depan PGSD dan Mangga Dua.

Namun saat tiba di Pohon Puleh rombongan pejalan kaki ini dihalangi aparat Brimob yang bertugas menutup ruas jalan tersebut sehingga terjadi aksi saling dorong.

Aparat keamanan menutup ruas jalan tersebut dengan maksud mencegah mereka melakukan pawai dan konvoi kendaraan melewati ruas jalan Mangga Dua, Batu Gantung dan Talake, karena merupakan kawasan pemukiman warga beragama Non Muslim, sekaligus mencegah kemungkinan terjadinya gesekan atau hal-hal lain yang tidak diinginkan.

Bersamaan dengan itu kelompok warga dalam jumlah yang cukup banyak berjalan kaki dari arah Soabali dengan maksud ingin melakukan pawai takbiran sambil berjalan kaki melewati ruas jalan Pohon Puleh, depan PGSD, Mangga Dua dan mengitari Talake, namun juga dihalangi aparat yang berjaga di ruas jalan tersebut.

Tiba-tiba dari kerumunan warga tersebut ada yang melemparkan batu ke arah aparat Brimob sehingga memicu terjadinya aksi saling lempar.

Warga tidak hanya melempari aparat Brimob yang berjaga di kawasan tersebut, tetapi juga melempari bangunan PGSD milik Universitas Pattimura Ambon, maupun ke ruas jalan masuk menuju ke pemukiman warga di kawasan mangga Dua.

Sedikitnya tiga orang dilaporkan menderita luka-luka akibat terkena lemparan batu dan benda keras, serta satu unit motor milik warga yang sedang diparkir dibakar warga.

Untungnya satu regu personil TNI dari Yonif 731/Kabarasi Kodam XVI/Pattimura segera diterjunkan ke lokasi kejadian, dan langsung membantu puluhan Brimob untuk menghalau dan membubarkan warga dan mencegah aksi baku lempar tersebut menjadi lebih parah.

Dalam aksi tersebut satu unit mesin anjungan tunai Mandiri (ATM) milik Bank BRI yang dipasang di dekat gerbang masuk kampus PGSD Unpatti Ambon ikut dirusak sekelompok orang tidak dikenal, tetapi belum diketahui apakah uang dalam ATM tersebut ikut dijarah atau tidak.

Akibat aksi baku lempar tersebut ruas jalan Pohon Puleh, Depan PGSD, Mangga Dua hingga Batu Gantung dan Talaku sempat ditutup aparat TNI dan Polri dan melarang semua warga maupun pengguna kendaraan bermotor untuk melewati kawasan tersebut.

Kapolda Maluku Brigjen Pol. Murad Ismail menyesalkan aksi tidak bertanggung jawab sekelompok warga tersebut, karena dampaknya dapat memicu ketegangan di ibu kota provinsi Maluku tersebut.

Kapolda langsung memerintahkan seluruh personil Polri dibantu TNI untuk melakukan pengamanan ekstra ketat di sejumlah kawasan di pusat kota Ambon, terutama melakukan penyekatan terhadap warga yang akan melakukan pawai takbiran dan tidak memberikan kesempatan bagi mereka untuk melewati kawasan-kawasan tertentu yang dianggap rawan dan dapat memicu bentrokan antarwarga.

Terpopuler