Warung Makan Jalur Mudik Mulai Aktif

Red: Muhammad Hafil

Jumat 01 Aug 2014 19:14 WIB

Pantura Padat. Kendaraan padat merayap di Lohbener, Jawa Barat, Jumat (25/7). Memasuki H-3 lalu-lintas jalur Pantura padat dan dibeberapa titik padat merayap dan didominasi kendaraan bermotor. H-3 ini diperkirakan menjadi puncakmudik lebaran tahun ini. Foto: Republika/Wihdan Hidayat Pantura Padat. Kendaraan padat merayap di Lohbener, Jawa Barat, Jumat (25/7). Memasuki H-3 lalu-lintas jalur Pantura padat dan dibeberapa titik padat merayap dan didominasi kendaraan bermotor. H-3 ini diperkirakan menjadi puncakmudik lebaran tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Sejumlah warung makan di jalur mudik bagian utara Kota Palu menuju Tolitoli dan Buol sebagian besar sudah dibuka kembali setelah dua hingga tiga hari pascalebaran Idul Fitri masih tutup.

"Dua hari setelah lebaran kita masih kesulitan mendapat warung makan yang buka sepanjang jalan dari Palu ke Tolitoli. Banyak warung makan tapi belum operasi," kata Muhlis, seorang pemudik yang baru tiba di Palu, setelah mudik lebaran bersama keluarga di Tolitoli, Jumat.

Ia mengatakan jalur mudik tersebut sudah ada beberapa warung makan yang buka hingga dini hari sehingga memudahkan pemudik yang hendak makan malam ataupun sekadar minum kopi dan melepaskan lelah sepanjang perjalanan.

Berbeda saat dua hingga tiga hari pascalebaran, pemudik yang hendak makan kesulitan mendapatkan warung makan yang sudah dibuka.

"Sepanjang jalan kami hanya menemukan. Satu warung makan yang buka," katanya.

Bagi sebagian pemudik, perjalanan pulang kampung sekaligus menjadi wisata perjalanan bagi mereka sehingga warung menjadi pilihan pertama untuk istirahat.

Momentum lebaran yang identik dengan mudik tersebut sekaligus menjadi peluang bagi warung buah yang menjajakan buah-buahan di beberapa desa penghasil buah.

Di Desa Bambapun, Kecamatan Dondo, Tolitoli seorang penjual durian mengaku jualan duriannya lancar karena banyak pemudik yang singga membeli durian sekaligus makan di warung tersebut.

Wardi (43) seorang penjual durian di Bambapun mengatakan dalam sehari ia bisa mendapat omzet hingga Rp400.000.

"Kebetulan saya juga punya pohon durian. Sebagian saya beli dari kebun orang lain dan saya jual kembali," katanya.

Ia mengatakan per tiga biji durian, ia beli seharga Rp25.000 dan dijual kembali Rp30.000 hingga Rp35.000.

Wardi mengatakan ia bersama belasan pengelola warung durian di pinggir jalan sudah sepekan terakhir menjual durian dan diminati banyak orang khususnya para pemudik.

Terpopuler