REPUBLIKA.CO.ID, Seperti diceritakan dalam buku The conquering of al-Sham yang ditulis sejarawan Arab al-Waqidi. Ketika perang berkecamuk, Dhirar kehilangan tombaknya dan terjatuh.
Ia pun ditawan pasukan Romawi. mengetahui kakaknya ditawan musuh, Khawla langsung bangkit dan mengenakan pakaian perang serta membawa pedang dan memacu kudanya.
Tanpa ragu, ia menerobos pasukan Romawi yang coba mengadangnya sendirian. Pasukan kaum Muslimin dan pimpinannya Khalid bin Walid pun dibuat takjub dengan keberanian luar biasa tentara Allah tersebut.
Khalid melihat sesosok ksatria dengan baju perang hitam dan selendang hijau. Ia sendirian merangsek ke pasukan Romawi. Dengan tebasan pedangnya, beberapa pasukan Romawi berhasil dirobohkan
Melihat keberanian ksatria itu, Khalid dan pejuang Muslim lainnya pun bergabung. Meskipun, pertanyaan menyelimuti mereka, siapakah identitas ksatria yang gagah berani itu? Sempat beberapa saat para pejuang lainnya mengira bahwa ksatria itu adalah Khalid. Tapi, tiba-tiba Khalid muncul sehingga mereka terheran, jika bukan Khalid lalu siapa dia.
"Siapa kesatria itu? Demi Allah, ia tidak menghargai keselamatannya!" ujar Khalid.
Terlihat oleh para pejuang Muslim lainnya, ksatria tersebut berada di tengah-tengah musuh. Sesekali, ia menghilang dan tak terlihat. Kemudian, muncul beberapa saat dengan darah musuh yang menetes di pedangnya. Tindakannya yang berani hanya membuat pasukan Muslimin kagum dan mendoakan keselamatannya.
Dalam pertempuran itu, bangsa Romawi akhirnya kalah perang dan melarikan diri. Usai pertempuran itu, Khalid mencari ksatria yang berjuang gagah tersebut.