REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun tipis pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena minyak mentah berjangka turun hampir lima persen dan dolar AS terus melemah hingga sesi ketiga.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari turun 2,6 dolar AS atau 0,21 persen, menjadi menetap di 1.229,4 dolar AS per ounce.
Harga emas berada di bawah tekanan dari penurunan tajam minyak mentah WTI yang mencapai tingkat terendah sejak 2003 pada Rabu. Para analis percaya bahwa dalam jangka pendek, pasar ekuitas bisa kehabisan tenaga, dan investor akan mulai pindah ke emas.
Namun, para analis juga menyatakan bahwa setiap kenaikan harga minyak akan berlangsung sementara karena Fed dapat meningkatkan suku bunganya dan dolar berada di jalan menuju pemulihan.
Logam mulia memangkas kerugian sebelumnya karena dolar AS turun terhadap sebagian besar mata uang utama untuk hari ketiga pada Rabu. Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, karena penurunan mata uang itu mendorong investor terhadap aset-aset "safe haven".
Pedagang sedang menunggu laporan klaim pengangguran mingguan dan laporan penjualan ritel tambahan yang akan keluar pada Kamis (11/12), bersama dengan angka Indeks Harga Produsen AS pada Jumat.
Perak untuk pengiriman Maret naik 5,3 sen atau 0,31 persen, menjadi ditutup pada 17,187 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari kehilangan 4,2 dolar AS atau 0,34 persen, menjadi ditutup pada 1.242,6 dolar AS per ounce.