REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) sedang mengkaji rencana penawaran saham perdana (IPO) atau go public anak usaha yang bergerak di sektor nonenergi. Artinya, sejumlah saham perusahaan tersebut akan dijual ke publik. Semisal, yang bergerak di sektor transportasi, penerbangan, dan pengiriman.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto mengatakan, kemungkinan IPO anak usaha perusahaan pelat merah itu sedang dikaji. Utamanya, akan dikaji potensi pengembangan anak usaha yang tidak pada bisnis inti BUMN itu.
Menurut Dwi, pihaknya akan mendiskusikan rencana tersebut dengan pihak Bursa Efek Indonesia (BEI) dan pihak terkait.
Dia menilai, anak usaha yang akan melenggang ke BEI, karakteristiknya bisa dikelola secara independen. Contohnya, PT Pelita Air Service.
Dwi menuturkan, IPO anak usaha itu merupakan sarana untuk melakukan transformasi dalam perusahaan peringkat 123 pada Fortune 500 itu. Pasalnya, dengan begitu, perusahaan energi nasional itu menjadi lebih transparan.
Selain itu, kata dia, dengan ekuitas yang semakin meningkat tentunya anak usaha itu bisa berinvestasi lebih cepat dan masif.
Dwi memastikan, untuk induk usahanya, Pertamina tidak akan dilakukan IPO. Alasannya, terdapat kewajiban dalam Undang Undang yang membuat perseroan itu harus tetap menjadi operator pemerintah dan mengelola energi sesuai dengan pakem seperti sekarang ini.
Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Arief Budiman mengatakan, belum diketahui IPO anak usaha Pertamina tersebut akan terealisasi kapan. Artinya, rencana tersebut masih dikaji secara mendalam. ''Itu masih dievaluasi oleh subsidiary management,'' kata dia, Selasa (6/1) siang.