Kamis 15 Jan 2015 22:47 WIB

Tekan Risiko Kredit, UMKM Perlu Pembinaan Perbankan

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pengusaha Usaha Kecil Menengah (UKM), Supri (30) menyerut papan pintu yang akan dijual di rumah produksi miliknya kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (26/6). Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) meminta agar para pelaku UKM mening
Foto: Raisan Al Farisi/Republika
Pengusaha Usaha Kecil Menengah (UKM), Supri (30) menyerut papan pintu yang akan dijual di rumah produksi miliknya kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (26/6). Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) meminta agar para pelaku UKM mening

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perlu campur tangan dari pemerintah dan perbankan agar UMKM bisa lebih berkembang, terutama dari sisi pembiayaan. Guru Besar Universitas Padjajaran Ina Primiana mengatakan penyaluran kredit UMKM yang tidak agresif menjadi pertanda fungsi intermediasi perbankan terhadap sektor UMKM tidak maksimal.

Penyaluran kredit sektor UMKM hingga bulan November 2014 hanya tumbuh 11 persen.

Di satu sisi, bunga untuk sektor UMKM tinggi membebani pelaku usaha. Diakuinya, bunga yang tinggi terhadap sektor UMKM berbanding lurus dengan risiko yang dihadapi. Namun, bank bisa menggunakan skema pembinaan sehingga risiko kredit UMKM bisa lebih termonitor.

Bank juga harus peka pada level berapa UMKM mampu membayar bunga pinjaman. “Jangan hanya kasih bunga (tinggi) tapi juga harus kasih pembinaan sebelum mereka mendapatkan kredit itu,” ujar Ina, saat dihubungi, Kamis (15/1).

Menurut dia, pembinaan yang langsung diberikan oleh bank bisa memperkecil risiko kredit macet sehingga risiko kridit tidak harus dimasukkan dalam komponen bunga tinggi. Dengan pembinaan yang serius dari perbankan menurut dia masalah bunga tinggi karena faktor risiko bisa sedikit ditekan.

Dengan pembinaan yang intens, secara alami perbankan telah meminimalisir risiko kredit. Menurut dia, pemerintah bisa saja menentukan tingkat batas atas untuk bunga UMKM agar tidak terbebani. Hanya saja takkan berhasil selama fungsi intermediasi perbankan tidak berjalan dengan baik dan tidak ada pembinaan dari perbankan untuk UMKM.

Ina mengatakan pemerintah juga harus lebih sensitif dengan memberikan subsidi bunga kepda UMKM tertentu yang berdampak pada proses industrialisasi dalam negeri. Dengan adanya pengurangan subsidi energi pemerintah bisa mengalihkan kepada subsidi bunga bagi UMKM. Namun, pemerintah juga tidak boleh asal memberikan subsidi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement